Tolak Merger Gojek dan Grab, Driver Ojol Mau Ngadu ke Luhut

Tolak Merger Gojek dan Grab, Driver Ojol Mau Ngadu ke Luhut

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Des 2020 14:51 WIB
Pemadaman listrik massal yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta hingga Jawa Barat berdampak ke sejumlah sektor. Salah satunya adalah layanan ojek online.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Penolakan keras isu merger Gojek dan Grab muncul dari para mitra driver ojek online (ojol). Kini para driver ojol berencana mengadu ke pemerintah.

Mereka menilai meski aksi merger adalah urusan bisnis antara perusahaan swasta, pemerintah dinilai tetap punya wewenang untuk menolak. Pasalnya, hal ini menyangkut nasib para driver ojol.

Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan pihaknya berencana menyurati beberapa instansi, salah satunya adalah ke Kemenko Bidang Maritim dan Investasi yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami konsolidasi dulu, nanti kita kirim surat ke KPPU, Kemenkomarves, BKPM, tentu tembusannya ke Presiden," ujar Igun kepada detikcom, Rabu (9/12/2020).

Dia mengatakan pihaknya masih menunggu kejelasan dari perkembangan rencana merger Gojek dan Grab. Namun rencananya, pihaknya menyurati Luhut dan beberapa instansi lainnya di hari Senin untuk menyampaikan aspirasi penolakan dari para driver ojol.

ADVERTISEMENT

"Hari Senin ini kalau jadi kita kirim, kami mau lihat dulu perkembangannya ini jadi apa nggak? Ini kan belum ada data valid rilis resmi aksi mergernya," ujar Igun.

Di sisi lain, Igun mengatakan pihaknya memberikan ultimatum agar aspirasi penolakan merger Gojek dan Grab bisa diterima pemerintah dan aplikator.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Bila hingga akhir tahun tidak ada kejelasan pihaknya akan demo. Menurutnya hal itu akan dipusatkan di Istana Negara, lalu ke Kemenkomarves, dan BKPM.

"Apabila aspirasi sebagai asosiasi yang menaungi para mitra pengemudi ojol untuk membuka ruang dialog tidak juga diperhatikan, maka langkah akhir kami adalah menggelar aksi massa pengemudi ojol di seluruh Indonesia," kata Igun.

"Kalau memang nggak ada penjembatanan kita pasti akan turun di Januari, perkiraan pertengahan Januari," tegasnya.

Igun juga menyatakan para driver ojol resah akan nasibnya apabila merger Gojek dan Grab ini dilakukan. Menurutnya, biasanya perusahaan yang melakukan merger cepat atau lambat akan melakukan aksi efisiensi, dalam hal ini bisa saja terjadi putus mitra pasal.

"Para mitra ini resah, namanya akuisisi merger ini kalau terjadi pasti di mana mana selanjutnya aksi korporasi efisiensi. Mereka resah ini jadi gelombang pemutusan mitra sepihak kalau merger jadi dilakukan," kata Igun.


Hide Ads