Menurut data Departemen Keuangan AS, Jepang tercatat telah memegang hampir US$ 1,3 triliun obligasi pemerintah AS pada September, sementara China memiliki hampir US$ 1,1 triliun.
"Pemilik modal asing kemungkinan akan terus tumbuh dalam beberapa dekade mendatang, menjaga suku bunga rendah dan melindungi ekonomi domestik dari konsekuensi buruk dari pertumbuhan utang pemerintah," kata Jorge Barro, dari Institut Kebijakan Publik Baker University, dalam laporan terbarunya.
Barro mencatat bahwa populasi AS yang semakin banyak usia tua juga menjadi pertanda baik bagi obligasi. Pensiunan lebih cenderung untuk terus membeli Treasury untuk menjaga portofolionya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah alasan lain mengapa para politisi tidak perlu terlalu khawatir tentang penambahan beban utang negara. Tidak mungkin pembayaran bunga akan naik secara dramatis dalam waktu dekat.
(das/hns)