Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan sektor pertanian dalam kondisi pandemi mengalami peningkatan. Pada tahun 2020 di triwulan II, PDB sektor pertanian tumbuh sebesar 16,24% dan tumbuh lagi sebesar 2,15% di triwulan III.
"Kita semua adalah bagian yang memberikan energi sehingga sektor pertanian mengalami pertumbuhan saat ini. Kita semua tidak ada yang boleh menepuk dadanya terlalu tinggi, kita ini bekerja untuk kepentingan bersama dan kepentingan nasional," ucap Syahrul dalam keterangan tertulis, Kamis (10/12/2020).
Ia menjabarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS, angka sementara) terkait nilai ekspor pertanian pada Januari-Oktober 2020 yang tercatat sebesar Rp 359,5 triliun atau naik 11,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Dengan nilai sebesar tersebut, subsektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp 326,86 Triliun (90,92 %).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Ekspor perkebunan tertinggi terjadi di bulan Oktober yaitu sebesar Rp 38, 46 triliun dengan kenaikan sebesar 8,76% dari bulan sebelumnya.
"Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi COVID-19. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian yang bertekad dapat mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks)," katanya.
Syahrul melanjutkan subsektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk BUMN dan swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun korporasi petani. Petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga petani terangkat pendapatan dan kesejahteraannya.
"Untuk mendorong tercapainya Gratieks, Kementan terus berupaya dalam pengembangan komoditas-komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida)," terang Syahrul.
Hal tersebut disampaikan Syahrul dalam penyelenggaraan peringatan hari perkebunan ke-63 di Serpong, Tangerang Selatan, hari ini. Acara yang digelar tahun ini mengusung tema Optimalisasi Ekspor Perkebunan dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional. Syahrul mengatakan peringatan hari kebun juga merupakan hari bersejarah bagi perkembangan modernisasi pertanian Indonesia.
"Peringatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para petani dan pekebun di Indonesia. Sebab selama ini, subsektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara. Karena itu subsektor perkebunan harus menjadi perhatian bersama," katanya.
Syahrul menyampaikan peringatan hari perkebunan tahun ini harus dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19 dengan suasana keprihatinan dan kondisi ekonomi yang tengah terguncang sehingga berdampak pada sektor kesehatan dan juga perekonomian nasional.
"Pandemi COVID-19 berdampak besar pada dunia usaha bahkan sejumlah negara mengalami resesi perekonomian yang mengakibatkan merosotnya pendapatan, jumlah lapangan kerja serta penjualan retail menurun dan terpuruknya industri manufaktur," ucap Syahrul.
Lebih lanjut, Syahrul menyampaikan peringatan hari perkebunan harus mampu menjadi pemicu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional dan menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun di era revolusi industri 4.0.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono menerangkan peringatan Hari Perkebunan ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1957. Tujuan dari acara peringatan Hari Perkebunan yakni untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas, dan partisipasi seluruh stakeholder perkebunan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk mengambil peran dalam meningkatkan peran ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi.
"Pada saat itu terjadi nasionalisasi perkebunan setelah masa kolonialisme. Berdasarkan peristiwa nasionalisme tersebut, maka tanggal 10 Desember 1957 akhirnya ditetapkan sebagai Hari Perkebunan," terang Kasdi.
Lebih lanjut, Kasdi mengatakan peringatan Hari Perkebunan tahun ini diisi dengan serangkaian kegiatan yaitu acara puncak antara lain pelepasan ekspor komoditas unggul perkebunan, penyerahan anugerah pratama perkebunan Indonesia (APPI), penandatanganan MoU antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian, talkshow, forum ekspor dan pameran.
"Pada peringatan Hari Perkebunan ini, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membangun sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Mari kita terus majukan komoditas perkebunan Indonesia," tukas Kasdi.
Sebagai informasi, peringatan Hari Perkebunan ke-63 dihadiri oleh Menteri Pertanian periode 2004-2009 Anton Apriyantono, jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian, Anggota Komisi IV DPR RI Endang Setyawati Thohari, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.
(prf/ega)