Warga Inggris terancam dilarang masuk Uni Eropa mulai 1 Januari 2021. Hal itu disebabkan berakhirnya masa transisi Brexit dan adanya pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19.
Perjalanan tidak terbatas ke negara-negara di Uni Eropa secara otomatis tidak lagi berlaku untuk penduduk Inggris. Orang yang diizinkan masuk ke Uni Eropa hanya perjalanan penting saja. Saat ini hanya negara dengan tingkat infeksi COVID-19 rendah yang memenuhi syarat untuk masuk ke Uni Eropa.
Dikutip dari BBC, Jumat (11/12/2020) ada delapan negara dengan tingkat infeksi COVID-19 rendah yang masuk dalam daftar yang disetujui Uni Eropa dan daftar itu tidak mencantumkan Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pembatasan COVID-19 akan bergantung pada kebijakan Uni Eropa dan negara anggotanya. Jika kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa masih berlanjut, ada kemungkinan kebijakan itu bisa berubah.
Alternatifnya, masing-masing negara anggota dapat memutuskan untuk mengesampingkan aturan Uni Eropa dan membuat koridor dengan Inggris.
Ahli perjalanan Simon Calder mengatakan saat ini Uni Eropa menganggap Inggris memiliki status yang sama dengan Norwegia dan Swiss, yang merupakan anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa. Calder mengatakan banyak daerah yang bergantung pada pariwisata, seperti Kepulauan Canary di Uni Eropa, mungkin membuat pengecualian bagi wisatawan Inggris.
Baca juga: Keluar dari Uni Eropa, Inggris Mulai Rayu AS |
Kepala eksekutif konsultan perjalanan PC Agency Paul Charles setuju dengan mengatakan perjalanan dan pariwisata adalah kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi di Eropa.
"Saya yakin bahwa masing-masing negara yang membutuhkan pariwisata Inggris akan bijaksana dan mengesampingkan keputusan blok UE yang mencegah masuknya pelancong. Sangat penting sekarang bagi negara-negara untuk bekerja sama secara global untuk menciptakan pendekatan yang konsisten," jelasnya.
(ara/ara)