Sejak wabah virus COVID-19 melanda Indonesia banyak pengusaha restoran atau tempat makan merumahkan bahkan memberhentikan karyawannya, karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak pada income mereka menurun. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh Cut The Crab.
Imam Arifin, General Manager Cut The Crab cabang Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan mengatakan, untuk menyiasati agar tidak ada karyawan dirumahkan atau diberhentikan pihak manajemen membuat kebijakan memindahtugaskan karyawannya.
Dicontohkannya, di Jakarta Cut The Crab memiliki 4 outlet, selain di Cikajang ada juga di Mangga Besar, Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk (PIK). Karyawan-karyawan di outlet itu sebagian dipindahtugaskan untuk melayani pemesanan secara online.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain dine in, kami punya divisi pemesanan online di tiga lokasi berbeda di Jakarta, di antaranya di Kebun Jeruk, Jakarta Barat dan Bekasi, " jelas Imam Arifin.
Selain itu, lanjut Iman, juga ada lini bisnis budidaya seafood di Serang, Banten. Di Serang ia membudidayakan kepiting, ikan, lobster, dan udang.
Diakui Imam, wabah virus COVID-19 sangat berdampak buruk bagi usaha restorannya. Katanya, pemasukan terbesar Cut The Crab berasal dari pelanggan yang datang ke restorannya dan ingin makan di tempat.
"Di awal diberlakukannya PSBB income kami anjlok sampai 80%. Perlahan-lahan sekarang sudah mulai naik kembali, meski baru berkisar 30-40 persen," ujarnya.
Baca juga: Top! Kebab Baba Rafi Buka Gerai di India |
Meski begitu, ia optimis dapat melewati badai COVID-19 ini. Keyakinannya itu bukan tanpa alasan jika melihat budaya masyarakat Indonesia yang senang kumpul-kumpul sambil makan bersama-sama. Apalagi Cut The Crab merupakan pelopor cara makan mukbang di restoran.
Sekadar informasi, mukbang adalah makan dalam jumlah banyak dan disiarkan secara langsung melalui media sosial seperti Instagram.
Selain di Jakarta, Cut The Crab juga membuka cabang di Malang, Jawa Tengah. Sementara di daerah Kaliurang, Yogyakarta akan launching pada Januari 2021, selanjutnya di Bali pada tahun yang sama.
(fdl/fdl)