Indonesia baru saja menggelar Pilkada serentak pada 9 Desember 2020. Ada yang berbeda kali ini, di mana para kepala daerah terpilih dihadapkan pada pandemi virus Corona (COVID-19) yang turut memporak-porandakan perekonomian di daerah.
Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet, hampir semua daerah terkena dampak merebaknya virus Corona.
"Hampir semua daerah terkena dampak dari COVID-19. Dalam kondisi demikian, kepala daerah harus melakukan kordinasi dengan pemerintah pusat terkait strategi proses pemulihan ekonomi," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (15/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan pemerintah daerah dalam hal ini membutuhkan bantuan pemerintah pusat. Di sisi lain, pemulihan ekonomi di daerah punya peranan penting dalam menentukan dinamika perekonomian nasional.
"Pasti dalam periode konsolidasi ekonomi daerah membutuhkan bantuan pemerintah pusat terutama dalam hal pengelolaan fiskal daerah. Pemulihan ekonomi daerah juga akan menentukan dinamika ekonomi nasional," tambahnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Institute Development of Economic and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa di tengah pandemi COVID-19 ini para kepala daerah terpilih perlu membuat janji-janji yang realistis kepada masyarakat.
"Memang perlu dipikirkan ulang bagi mereka target-target capaian atau janji-janji, karena kalau tidak, katakanlah targetnya masih muluk-muluk atau besar padahal situasi saat (pandemi) ini nggak mungkin," sebutnya.
Menurutnya pandemi COVID-19 membuat tantangan di bidang ekonomi menjadi lebih berat, termasuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan pengangguran di tingkat daerah, termasuk juga target-target yang sifatnya fiskal.
"Kemudian juga (target) kesenjangan akan turun dan sebagainya perlu dipikirkan ulang janji-janji mereka terhadap masyarakat, karena belum tentu bisa cepat dilakukan karena pandemi," tambahnya.
Baca juga: 3 Fakta Ekonomi RI Terancam Pingsan |