Kesepakatan dagang antara Uni Eropa (UE) dan Inggris masih belum tercapai. Padahal masa transisi Brexit (British Exit) alias Inggris keluar dari UE, hampir habis.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menegaskan kemungkinan hasil dari pembicaraan perdagangan pasca brexit dengan UE bukanlah kesepakatan. Meski begitu, timnya masih akan terus berusaha untuk mencapai kesepakatan.
Johnson menekankan kembali keinginan untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas, tetapi tidak dengan biaya apapun. Dia juga menegaskan bahwa kesepakatan apa pun harus menghormati kemerdekaan dan kedaulatan Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdana menteri menjelaskan bahwa tidak mencapai kesepakatan dan mengakhiri masa transisi dengan persyaratan gaya Australia tetap merupakan hasil yang paling mungkin, tetapi kami berkomitmen untuk terus bernegosiasi tentang perselisihan yang tersisa," katanya dikutip dari Reuters, Selasa (15/12/2020).
Perginya Inggris dari UE pada Januari 2020 ini masih mempertahankan standar dan peraturan yang sama hingga akhir tahun yang disebut masa transisi Brexit. Namun, setelah melalui berbulan-bulan untuk membahas aturan perdagangan, kesepakatan belum juga tercipta.
Jika kedua negara gagal mendapatkan kesepakatan dalam beberapa minggu mendatang, akan ada kenaikan pajak dan biaya bagi eksportir di kedua sisi.
Negosiasi Brexit sangat sulit tercipta karena pertama kalinya dalam sejarah kedua belah pihak ingin menyimpang dari aturan UE. Para pemimpin dua negara menekankan urgensi pembicaraan dan pentingnya mencapai kesepakatan, meskipun semua negosiasi sebelumnya gagal.