Kisah di Balik Buwas 'Nyemplung' ke Bisnis Kopi

Kisah di Balik Buwas 'Nyemplung' ke Bisnis Kopi

Siti Fatimah - detikFinance
Selasa, 15 Des 2020 22:48 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas kenalkan Kopi Jenderal jilid II
Foto: Siti Fatimah/detikcom: Dirut Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas kenalkan Kopi Jenderal jilid II
Bandung -

Setelah mengenalkan Kopi Jenderal di Jakarta saat ulang tahun ke-60-nya, Dirut Bulog Budi Waseso alias Buwas kembali meluncurkan kafe Kopi Jenderal jilid II di Bandung. Lokasi tepatnya berada di Jalan R.E. Martadinata No. 219 Kota Bandung.

Gaya bangunan yang mempertahankan existing site bergaya heritage Belanda kuno menjadi daya tarik pengunjung. Apalagi di bagian dalamnya terdapat mesin roaster yang dapat memuat 25 kilogram biji kopi dan bisa menjadi tontonan saat santap makanan di sana.

Ruanganya pun cukup luas dan bervariasi, ada bagian indoor dan outdoor di lantai satu dan dua. Penggunaan aksesoris tanaman hijau juga menambah nuansa asri kedai Kopi Jenderal. Bahkan di bagian samping sengaja ditanam pohon Kopi Puntang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan tersebut, Buwas dengan menggunakan apron barista memperlihatkan kelihaiannya dalam proses roasting modern biji kopi nusantara. Kepada pengunjung yang terbatas, ia menjelaskan tahap demi tahap roasting biji kopi nusantara.

ADVERTISEMENT

Buwas bercerita nama Kopi Jenderal diangkat dari era dia masih menyandang pangkat Jenderal. Selain itu, pengelolaan kopi nusantara juga menjadi cita-citanya saat masih menjadi Kepala BNN.

Dia 'menyulap' ladang ganja di Aceh menjadi perkebunan kopi.

"Waktu di BNN saya punya program alternative development di Aceh menghilangkan tanaman ganja dengan tanaman kopi. Nah itu berhasil," kata Buwas kepada detikcom di Kota Bandung, Selasa sore (15/12/2020).

Di Kopi Jenderal ini terdapat olahan minuman biji kopi dari Sabang sampai Merauke. "Beda-beda, ada kopi Gayo dari Aceh dari Padang, Garut, Medan sampai Papua pun ada. Nah inilah yang saya buat dengan nama Jenderal Kopi Nusantara," tuturnya.

Langsung klik halaman berikutnya

Pembukaan gerai kedua ini, kata dia, lebih ditujukan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat terhadap produktifitas dari beragam jenis kopi. "Saya mengembangkan kopi ini bukan untuk bisnis, niat saya mengedukasi masyarakat khususnya masyarakat petani melalui generasi muda. Makanya di sini tidak hanya kedai kopi tapi saya membuat sekolah kopi, itu ruangannya ada di sana," kata Buwas sambil menunjukkan salah satu ruangan kafe Kopi Jenderal.

Dia menilai, kopi Indonesia memiliki nilai yang besar di pasar global jika kualitasnya terjaga dari mulai menanam, memanen, hingga pengolahan. Hanya saja, tidak semua petani menyadari hal tersebut.

"Di Bandung ini saya bermaksud ingin menurunkan ilmu pemahaman tentang kopi sehingga nanti generasi muda kita bisa mengedukasi petani bagaimana mengelola kopi dengan baik. Sampai hari ini kopi Indonesia terkenal di Eropa. Bandung itu kan kemarin pernah juara kopi dari gunung puntang," ujarnya.

"Potensi pasar kopi kita terbuka lebar, persoalannya satu (yaitu) kita tidak memenuhi kualitas sesuai dengan kemauan mereka. Maka kita kalah bersaing dengan Vietnam, Afrika, dan lain-lain. Ini tantangan buat kita, sebenarnya kalau kita dapat mengolah kopi dengan baik kita bisa mengeluarkan (impor) kopi dengan kualitas tinggi," pungkas Buwas.


Hide Ads