Kapan Para Sultan di RI Genjot Belanja?

Kapan Para Sultan di RI Genjot Belanja?

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 23 Des 2020 05:48 WIB
BUMN percetakan uang, Perum Peruri dibanjiri pesanan cetak uang dari Bank Indonesia (BI). Pihak Peruri mengaku sangat kewalahan untuk memenuhi pesanan uang dari BI yang mencapai miliaran lembar. Seorang petugas tampak merapihkan tumpukan uang di cash center Bank Negara Indonesia Pusat, kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (21/10/2013). (FOTO: Rachman Haryanto/detikFoto)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Masyarakat kelas menengah ke atas alias orang kaya masih irit berbelanja karena ketidakpastian yang diakibatkan pandemi virus Corona (COVID-19). Sementara pemerintah berharap kaum 'sultan' itu meningkatkan konsumsi demi menggerakkan ekonomi.

Dijelaskan oleh pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin), masyarakat kelas menengah atas belum melakukan spending atau belanja karena saat ini masih dipenuhi ketidakpastian akibat merebaknya virus Corona.

"Ini kalau kita lihat juga, tadi saya sudah sampaikan bahwa memang kita pada saat ini masih mengalami ketidakpastian yang masih tinggi sehingga kelas menengah dan atas ini belum melakukan spending," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani di acara Outlook Perekonomian: Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi di 2021, kemarin Selasa (22/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi Rosan menjamin bahwa setelah vaksinasi dilakukan maka orang-orang kaya akan kembali berbelanja seperti sediakala. Dia pun memahami bahwa perekonomian Indonesia amat bergantung pada konsumsi dalam negeri.

"Nah, dengan adanya vaksinasi mengurangi ketidakpastian, insyaallah spending akan lebih bergerak lagi dan kita ketahui perekonomian Indonesia 56% sampai 57% tergantung kepada domestic consumption, sehingga ini tentunya akan memberikan dampak sangat positif terhadap pertumbuhan perekonomian kita ke depan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Pihaknya pun menilai vaksinasi menjadi hal yang amat penting di tahun depan, khususnya untuk meningkatkan konsumsi di masyarakat.

"Di tahun 2021 ini, ini kita melihat bahwa vaksinasi menjadi hal yang sangat penting sekali karena ini akan menimbulkan rasa kepercayaan, rasa aman dan juga mobilitas akan menjadi lebih tinggi dan akan meningkatkan demand (permintaan)," tambahnya.

Apa strategi pemerintah mendorong masyarakat menengah atas berbelanja? Baca di halaman selanjutnya.

APBN masih menjadi kontributor terbesar bagi perekonomian nasional di tengah pandemi COVID-19. Hal itu menyusul tingkat konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat masih rendah. Konsumsi rumah tangga memiliki kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) yang cukup besar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku strategi pemerintah agar meningkatkan kembali konsumsi rumah tangga khususnya kelompok menengah atas adalah menangani COVID-19 itu sendiri.

"Strateginya yang menyebabkan kelas menengah tidak belanja walaupun mereka memiliki pendapatan kan karena ancaman COVID, maka strateginya harusnya tetap penyebabnya itu yang harus dihilangkan, maka COVID-nya harus dikendalikan," kata Sri Mulyani dalam acara Blak blakan bersama detikcom, Rabu (9/12/2020).

Upaya penanganan COVID-19, dikatakan Sri Mulyani dengan menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabu alias 3M. Di sisi lain, pemerintah juga melaksanakan testing, trashing, dan treatment atau 3T.

Tidak sampai di situ, Sri Mulyani mengatakan pemerintah juga sedang berupaya menciptakan vaksin baik dari proses riset sendiri maupun yang bahan bakunya dibeli dari luar negeri.

"Kita juga membeli vaksin yang memang sudah tersedia dan sudah disetujui oleh WHO, karena kesehatan masyarakat penting banget, persepsi masyarakat tentang keamanan vaksin, dan bahkan juga MUI harus menyampaikan ini boleh diberikan kepada masyarakat itu penting, karena pemerintah menganggap ini menyembuhkan COVID dan sekaligus menyembuhkan psikologis masyarakat," katanya.

"Kalau masyarakat yakin maka dia langsung melakukan kegiatan belanja, pergi keluar rumah menjadi berani, tidak hanya ke grocery," ujarnya.


Hide Ads