Apa Ya Investasi yang Cocok buat Tahun Depan?

Apa Ya Investasi yang Cocok buat Tahun Depan?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 24 Des 2020 14:21 WIB
Investasi buat Milenial
Foto: Investasi buat Milenial (Tim Infografis Fuad Hasim)
Jakarta -

Sepanjang 2020 dunia investasi menghadapi gejolak dan ketidakpastian akibat tertekannya perekonomian global akibat pandemi COVID-19.

Akhir tahun ini, perekonomian mulai menggeliat angin segar di pasar modal mulai terasa. Kira-kira investasi apa ya yang menarik tahun depan?

Head of Wealth Management & Premier Banking Bank Commonwealth Ivan Jaya mengungkapkan berita distribusi vaksin COVID-19 pada akhir tahun ini memunculkan optimisme untuk pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebutkan reksa dana saham, pendapatan tetap dan obligasi masih cocok untuk investor yang fokus mendapatkan fixed return untuk diversifikasi investasi.

Ivan mengungkapkan aset saham yang dapat diwakilkan oleh reksa dana saham merupakan pilihan investasi yang masih menarik di tahun 2020.

ADVERTISEMENT

"Pemilihan reksa dana saham dibandingkan saham karena manager investasi akan melakukan pemilihan portofolio dan pendekatan portofolio untuk memberikan keuntungan diversifikasi dibandingkan membeli saham langsung," ujar dia dalam siaran pers, Kamis (24/2020).

Apalagi saat ini ada beberapa katalis positif untuk kelas aset saham selain distribusi vaksin COVID-19, yakni Omnibus Law Cipta Kerja yang disetujui pada Oktober lalu bisa mendorong modal asing masuk ke Indonesia.

Kemudian sovereign wealth fund (SWF) yang fokus pada pengembangan infrastruktur di Indonesia diprakirakan memiliki multiplier efek ke pengembangan ekonomi secara keseluruhan. Serta aliran dana asing akan masuk kembali ke developing market termasuk Indonesia.

Kemudian suku bunga yang mendekati 0% di developed market akan mendorong investor untuk mencari aset yang memberikan yield lebih tinggi. "Dengan adanya katalis positif tersebut, kami berharap ekonomi akan turn around di 2021 dalam story recovery, kelas aset saham biasanya akan berlari lebih cepat," jelasnya.

Namun investasi juga harus terdiversifikasi untuk mengurangi risiko. Banyak analis memprediksi tahun depan Bank Indonesia (BI) akan melakukan 1-2 x pemotongan bunga. Sedangkan kinerja obligasi di tahun 2020 ditopang oleh pemotongan bunga acuan 5 kali dengan total 1,25%.

"Pergerakan harga obligasi akan berbanding terbalik dengan tingkat bunga, apalagi tingkat bunga punya kecenderungan untuk turun maka akan berdampak positif untuk harga obligasi. Dengan pemotongan yang lebih terbatas maka potensi upside tahun depan akan terbatas," jelas dia.

Ivan menyebut, investor harus waspada karena akan selalu ada volatilitas di pasar modal. Karena itu diversifikasi menjadi sangat dibutuhkan. Misalnya investor juga bisa berinvestasi melalui reksa dana pendapatan tetap untuk eksposur ke obligasi pemerintah.

(kil/dna)

Hide Ads