Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menarik investasi di dalam negeri, termasuk di Indonesia bagian timur. Saat ini, salah satu perusahaan Eropa menyatakan minat untuk investasi di Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat.
Tak main-main, perusahaan tersebut berencana investasi senilai Rp 28 triliun untuk membangun pabrik petrokimia.
"Pemerintah mengupayakan agar Kawasan Industri Teluk Bintuni dapat menarik investasi dalam negeri dan luar negeri. Sejumlah rencana investasi telah diterima salah satunya perusahaan Eropa Chayil Energy yang berencana investasi sebesar Rp 28 triliun untuk membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Bintuni Energy Forum, Senin(28/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menjelaskan, salah satu upaya pemerintah menarik investasi di kawasan timur Indonesia ialah menjadikan Teluk Bentuni sebagai salah satu kawasan industri prioritas.
"Kawasan Teluk Bintuni sudah dimasukkan RPJMN 2014-2019, yang kemudian berdasarkan Perpres 56 tahun 2018 ditetapkan sebagai proyek strategis nasional. Dalam tahap selanjutnya dokumen RPJMN 2020-2024 ditetapkan sebagai salah satu kawasan industri prioritas," ujarnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga memastikan pasokan energi di kawasan tersebut. Salah satunya, dengan memasukkan investasi proyek LNG Tangguh Train 3 dalam proyek strategis nasional.
"Saat ini proyek strategis nasional Train 3 telah komitmen untuk men-supply total 180 juta kaki kubik feed per hari untuk kebutuhan gas bumi bagi industri petrokimia di Teluk Bintuni," katanya.