6. GNC
Meskipun telah memotong jumlah toko dan mengalihkan investasi ke digital, GNC pada akhirnya masuk ke jurang kebangkrutan pada Juni lalu. GNC mengatakan pandemi memperburuk keuangan perusahaan. Saat menyatakan bangkrut, ritel ini menambah toko yang tutup dari 800 menjadi 1.200 toko.
Dalam upaya memulihkan keuangan perusahaan, September lalu pengadilan menyetujui GNC dijual ke perusahaan Harbin Pharmaceutical Group yang berbasis di China seharga US$ 770 juta.
7. J.Crew Group
Perusahaan pakaian J. Crew telah menyatakan bangkrut pada awal Mei dan menjadi kebangkrutan ritel besar pertama selama pandemi. Utang yang menjadi beban perusahaan lebih dari US$ 1 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pada September lalu, perusahaan tersebut bangkit dengan mengalihkan kepemilikan ritel ke sekelompok pemberi pinjaman, yang dipimpin New York Anchorage Capital Group. Selain itu perusahaan juga berhasil mendapatkan kesepakatan pemotongan beban utang.
Baca juga: Fakta-fakta Golden Truly Gunung Sahari Tutup |
8. Brooks Brothers
Brooks Brothers, salah satu ritel pakaian tertua di AS dan telah mengajukan bangkrut pada Juli lalu. Masuknya perusahaan ke jurang kebangkrutan disebabkan mahalnya harga sewa toko selama bertahun-tahun, dan pandemi yang menurunkan penjualan ritel.
Dalam kebangkrutan, beban utang yang dimiliki Brooks sebesar US$ 500 juta. Selain itu dalam pemulihan, perusahaan mencari pemilik baru ketika mulai menutup belasan toko.
Pada bulan September, pemilik mal Simon dan perusahaan lisensi pakaian, Authentic Brands Group, mengakuisisi Brooks Brothers. Mereka membayar US$ 325 juta dan berjanji untuk tetap membuka setidaknya 125 lokasi untuk bisnis.
9. Stein Mart
Rantai pakaian dan aksesori Stein Mart, menyatakan bangkrut pada bulan Agustus. Sebelum pandemi Stein Mart sudah berjuang dengan beban utang yang cukup banyak. Kini akibat pandemi yang makin memperburuk perusahaan, beban utang perusahaan menjadi U$ 1 miliar.
Awal bulan ini, firma investasi Retail Ecommerce Ventures yang berbasis di Miami mengakuisisi Stein Mart senilai US$ 6,02 juta. SteinMart.com diperkirakan diluncurkan kembali pada awal 2021.
10. Pier 1 Imports
Ritel yang menjual barang rumah tangga Pier 1 Imports mengajukan kebangkrutan pada bulan Februari, setelah hampir 60 tahun menjalankan bisnisnya.
Rencananya untuk menemukan pembeli tidak berhasil, karena pandemi memburuk pada bulan Maret, akhirnya beban utang yang dimiliki perusahaan menjadi sebesar US$ 250 juta.
(ara/ara)