Ratusan Buruh Geruduk Pabrik di Klaten, Tagih Gaji dan THR Dilunasi

Ratusan Buruh Geruduk Pabrik di Klaten, Tagih Gaji dan THR Dilunasi

Achmad Syauqi - detikFinance
Selasa, 29 Des 2020 13:32 WIB
Buruh Geruduk Pabrik di Klaten
Foto: Buruh Geruduk Pabrik di Klaten (Achmad Syauqi/ detikcom)
Jakarta -

Ratusan buruh PT PMJ di Desa Kuncen, Kecamatan Ceper, Klaten mogok kerja dan mendatangi pabrik. Buruh meminta kejelasan pelunasan THR dan gaji yang tidak jelas.

"Ini kami mau menuntut masalah gaji yang ditunda sama THR yang belum dipenuhi sepenuhnya. Pihak pabrik sudah mau menyetujui tapi belum jelas kapan," ungkap perwakilan buruh, Sumiyati pada wartawan di lokasi Selasa (29/12/2020) siang.

Menurut Sumiyati, THR yang belum diberikan sisanya sebesar Rp 250.000 bagi karyawan yang sudah bekerja empat tahun. Tapi sampai saat ini belum jelas kapan dilunasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selebihnya itu katanya mau dibayar tapi belum pasti kapan dibayarkan. Katanya disuruh nunggu lagi bulan Januari 2021," kata Sumiyati.

Tari, karyawati lain mengatakan THR yang belum diberikan itu merupakan THR tahun 2020. Sudah diberikan sebagian tapi sisanya belum jelas.

ADVERTISEMENT

"THR sisanya belum jelas padahal ini sudah akhir tahun. Gaji juga begitu mosok sebulan ini cuma diberikan Rp 500 ribu sehingga untuk makan saja susah," jelas Tari pada detikcom.

Pantauan detikcom, aksi buruh itu dimulai pukul 09.30 WIB dengan berdatangan ke pabrik. Buruh tidak bekerja tetapi hanya berkumpul tanpa orasi di depan kompleks pabrik.

10 perwakilan buruh akhirnya diterima menejemen didampingi muspika Kecamatan Ceper. Selama aksi, aparat Polres Klaten dan Brimob berjaga di lokasi.

Berulang kali polisi meminta buruh tidak berkerumun tapi percuma. Baru setelah perwakilan selesai mengadakan mediasi, kerumunan mencair dan bubar.

HRD PT PMJ, Eka Kusumawati menjelaskan kebijakan menejemen tetap memberikan sisa THR tapi tidak sesuai dengan besaran yang diumumkan sebelumnya. Besaran Rp 200 ribu untuk masa kerja 1-4 tahun dan Rp 250 ribu untuk empat tahun keatas tapi buruh tidak puas.

"Tapi teman - teman tidak puas padahal kita sudah mengkomunikasikan dengan baik lewat supervisor nya. Karena tidak puas terjadilah yang tadi pagi dan tadi sudah ada perwakilan 10 orang," jelas Eka pada wartawan di lokasi.

Kepada perwakilan, imbuh Eka, menejemen menjelaskan, jika kondisi memungkinkan untuk sisa THR akan diberikan. Untuk dua bulan ini memungkinkan tapi yang sebelumnya sering tombok.

"Untuk dua bulan ini memungkinkan tapi kita yang belakangan kan tombok. Kita melihat banyak pabrik tutup sementara tapi kita masih bertahan dan owner tidak tega melihat karyawan kehilangan pekerjaan, " papar Eka.

Dijelaskan Eka, hasil perundingan menejemen akan memberikan tambahan THR itu. Tapi tidak bisa ditentukan kapan dibayarkan.

"Kita memberikan tambahan itu dalam waktu yang belum bisa ditentukan. Kita melihat order kita, kita melihat output kita," sambung Eka.

Eka mengungkapkan meskipun ada masalah itu sebenarnya aktivitas pabrik tetap beroperasi. Hanya hari ini ada yang tidak bekerja.

"Aktivis normal dan hanya hari ini terkendala. Ini tadi masuk, ada yang mau bekerja dan banyak yang tidak mau bekerja, jumlah karyawan sekitar 700 orang," tambah Eka.

Camat Ceper Supriyono mengatakan ada dua persoalan dalam mediasi. Yaitu THR tahun lalu yang baru dibayarkan 60 persen dan gaji yang dicicil Rp 500 ribu.

"Intinya THR baru diberi 60 persen tapi kita juga tahu tahun kemarin kondisi berat bagi perusahaan. Tapi tadi sudah disepakati jika order membaik akan dibayarkan," jelas Supriyono pada wartawan.

Untuk masalah gaji, kata Supriyono, baru diberikan Rp 500 ribu. Perusahaan berjanji awal Januari dibayarkan.

"Untuk gaji bulan Desember belum terbayar semua dan baru dicicil Rp 500 ribu. Tapi kita jembatani manajemen akan membayar di Minggu pertama Januari," papar Supriyono.




(dna/dna)

Hide Ads