Lalu, detikcom juga menyambangi warung nasi yang berlokasi di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Ruslani, pemilik warung nasi tersebut juga mengaku sudah berjualan tempe hari ini, setelah tiga hari menghilang dari pasar. Namun, hari ini ia tak memasak menu berbahan utama tahu, karena tak kehabisan di pasar.
"Karena tadi ke Pasar Nangka saya belanja nggak dapat tahu. Habis semua," ujar dia.
Ia pun hanya menyediakan menu tempe goreng dan orek tempe di warungnya, serta menu lain dari bahan utama selain tahu dan tempe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harga tempe naik Rp 1.000/potong, ia mengaku tetap menjualnya dengan harga yang sama. Pasalnya, ia khawatir dagangannya tak laku jika harganya dinaikkan.
"Potongan tetap sama, harga juga sama. Walaupun harga tempe naik, saya masih dapat untung. Tapi untungnya menipis, nggak apa-apa. Yang penting dagangan saya laku, sekarang kan serba susah," pungkasnya.
Simak Video "Harga Kedelai di Solo Meroket, Perajin Tahu Tempe Menjerit"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)