Yang Perlu Kamu Tahu buat Investasi Emas di 2021

Yang Perlu Kamu Tahu buat Investasi Emas di 2021

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 05 Jan 2021 08:50 WIB
Harga emas Antam kembali ke level Rp 1 juta per gram. Hari ini, harga emas Antam naik Rp 10.000 dan dijual Rp 1.004.000 per gram.
Foto: Antara Foto
Jakarta -

Emas menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak diminati termasuk di kala pandemi virus Corona (COVID-19). Bahkan tahun lalu harga emas cetak rekor beberapa kali hingga tembus di atas Rp 1 juta. Bagaimana dengan 2021?

Menurut perkiraan Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, harga emas tertinggi pada tahun ini berada di angka Rp 994.276 per gram, berdasarkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 13.500-Rp 13.600.

"Harga emas itu mencapai level tertingginya di US$ 2.045 (per troy ounce), dibagi 31,1 sama dengan 65, nah dikali dengan rupiahnya dengan menggunakan (kurs) Rp 13.600 sama dengan Rp 894.276, ditambah dengan Rp 100 ribu ongkos dan sertifikat, ini sama dengan Rp 994.276 (harga emas per gram)," kata dia saat dihubungi detikcom, kemarin Senin (4/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Level tertinggi harga emas tersebut kemungkinan akan terjadi di kuartal pertama tahun ini, yang menurutnya bisa terjadi di bulan kedua, yakni Februari.

Dia menjelaskan dalam penghitungan logam mulia, harga tertinggi tersebut masih di bawah Rp 1 juta karena ada kemungkinan besar secara bersamaan kurs rupiah berada di Rp 13.500-Rp 13.600 terhadap dolar AS.

ADVERTISEMENT

Lalu dia memperkirakan harga emas berangsur melandai alias turun mulai kuartal kedua hingga puncaknya di kuartal ketiga dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS Rp 15.000.

"Nah pada saat harga emas mencapai level terendahnya, itu di US$ 1.600 (toz), itu dibagi 31,1 sama dengan 51,446, itu dikali dengan Rp 15.000 sama dengan 771 ditambah dengan Rp 100 ribu sama dengan Rp 871.704 (harga emas per gram)," sebutnya.

Apa saja yang mempengaruhi harga emas tahun ini? penjelasannya di halaman selanjutnya.

Pada kuartal pertama harga emas diperkirakan akan melonjak di Rp 994.276 per gram atau US$ 2.045 per troy ounce (toz). Itu bisa terjadi karena program stimulus tunjangan Presiden AS Donald Trump tidak disetujui oleh Parlemen dan Kongres. Itu akan memicu kemarahan Trump dan menyebabkan harga emas naik.

"Ada kemungkinan Trump tanggal 6 akan melakukan demo besar-besaran karena veto-nya ditolak oleh Parlemen dan Kongres. Nah ini yang mengakibatkan harga emas langsung naik," kata dia.

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan harga emas naik yaitu, kemungkinan Joe Biden pasca dilantik sebagai presiden AS akan melakukan lockdown.

"Kalau orang bilang itu seperti orang kesetrum, kemudian kaget lari sekencang-kencangnya. Ini loncatan-loncatan emas mencapai level tertingginya di US$ 2.045 kemungkinan besar akan terjadi di kuartal pertama," paparnya.

Sayangnya keperkasaan harga emas tak akan bertahan lama, tepatnya akan berakhir di kuartal ketiga setelah vaksinasi virus Corona dilakukan merata di seluruh dunia. Harga emas akan terkoreksi di US$ 1.600 toz atau Rp 871.704 per gram.

"Kenapa saya katakan di kuartal ketiga? karena di kuartal ketiga bersamaan dengan vaksin yang sudah dijalankan di hampir semua negara di semester kedua, itu sudah hampir semuanya di Eropa dan Amerika," sebutnya.

Setelah vaksinasi dilakukan maka ekonomi akan kembali membaik sehingga harga emas langsung terjun bebas.

Apa yang perlu diperhatikan sebelum membeli atau menjual emas? penjelasannya di halaman selanjutnya.

Untuk saat ini, Ibrahim menyarankan investor tahan diri dulu untuk membeli emas dan tunggu momentum yang tepat, yakni ketika kurs rupiah dan harga emas internasional melemah di waktu yang bersamaan.

"Nah bagi investor yang mau masuk menunggu di mana pada saat harga emas internasional itu menyentuh level terendahnya di US$ 1.600 per troy ounce (toz)," kata dia.

Kapan harga emas mencapai level terendahnya? Dia memperkirakan di kuartal ketiga tahun ini.

"Jadi masih lama, jadi saat ini investor yang sudah gatal mau melakukan investasi di logam mulia tunggu dulu, tunggu dulu sampai di mana harga emas internasional itu di harga terendah di tahun 2021. Jadi jangan gegabah," paparnya.

Jika gegabah dan salah perhitungan, yang ada butuh waktu sangat lama untuk memperoleh keuntungan dari investasi logam mulia tersebut.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga menyarankan pemilik emas menahan diri dulu termasuk untuk menjualnya. Sebab, ada sejumlah peluang yang membuat harga naik dalam waktu dekat.

"Jangan buru-buru untuk menjual juga karena tadi sangat mungkin ya pemulihan ekonominya berjalan lebih lambat, meskipun ada pemulihan tapi pemulihannya berjalan lebih lambat, dan risiko di beberapa aset itu cenderung mengalami kenaikan," sebutnya.

"Apalagi banyak negara yang mengalami kesulitan pembiayaan, kemudian juga gagal bayar dari korporasi itu juga trennya masih meningkat atau masih tinggi. Jadi ini akan berpengaruh terhadap sentimen harga emas," tambahnya.


Hide Ads