Serangan Jack Ma ke Pemerintah China Sebelum Hilang

Serangan Jack Ma ke Pemerintah China Sebelum Hilang

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 05 Jan 2021 13:03 WIB
Pengusaha sekaligus pendiri Alibaba Group Jack Ma hadir dalam rangkaian pertemuan tahunan IMF-WB di Bali. Kehadirannya pun memukau para penonton yang hadir.
Jack Ma/Foto: Rachman Haryanto

Jack Ma juga menyinggung dominasi bank pemerintah, dalam hal ini ialah People's Bank of China (PBOC) dalam sistem keuangan China.

"Bank besar seperti sungai besar, kita perlu kolam, anak sungai, dan sistem kanal kecil. Tanpa itu di ekosistem, banjir dan kekeringan akan selalu terjadi," katanya mengibaratkan.

Jack Ma juga mengkritik mekanisme memperoleh pinjaman di China, yang mewajibkan jaminan yang sangat besar. Menurutnya, hal itu menyebabkan bisnis-bisnis kecil kesulitan mendapatkan pinjaman. Ia pun menyarankan keputusan memberi pinjaman harus diputuskan oleh big data dan rekam jejak kredit di masa mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia juga menyarankan sistem keuangan China menggunakan teknologi baru seperti big data, cloud, dan blockchain. Sementara, sistem yang ada saat ini dinilainya hanya untuk industri di masa lalu.

"Inovasi selalu datang bersama risiko, tidak ada inovasi tanpa risiko. Tapi risiko terbesar adalah jika mencoba meminimalisir risiko sampai nol," tutur dia.

ADVERTISEMENT

Pidato Jack Ma yang berisikan kritik keras itu didengar langsung oleh para pejabat tinggi China seperti Gubernur PBOC Yi Gang, Wakil Menteri Keuangan Zou Jiayi, dan tangan kanan Presiden Xi Jinping Wang Qishan. Menurut sumber, mereka seperti tertampar karenanya dan langsung mengambil tindakan.

Dilansir Business Today, usai pidato itu sejumlah pejabat Beijing dikabarkan menegur Jack Ma, sekaligus penangguhan IPO ANT Group yang diperintahkan langsung oleh Presiden Xi Jinping. Tak hanya sampai di situ, pada 24 Desember 2020, pemerintah China juga menyelidiki Alibaba Group Holding terkait kasus anti-monopoli.

Penyidikan itu menyebabkan saham Alibaba merosot, dan nilainya turun sebesar US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun (kurs Rp 14.000). Hal itu menyebabkan nama Jack Ma di daftar orang terkaya China juga merosot, dari urutan kedua menjadi ketiga.

Pemerintah China juga telah memerintahkan ANT Group untuk mengurangi operasionalnya, dan memintanya memperbaiki layanan asuransi, pinjaman serta manajemen kekayaan perusahaan.

Berlanjut ke halaman berikutnya.


Hide Ads