Berikut deretan bisnis Jack Ma:
1. Alibaba.com
E-commerce yang telah jadi raksasa sejak diluncurkan pada 1999 ini menjadi awal kesuksesan Jack Ma. Modal awal yang dikumpulkan untuk mendirikan bisnis ini US$ 60 ribu, hingga akhirnya berhasil melantai di New York Stock Exchange pada 2014 dengan kapitalisasi pasar US$ 230 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alibaba kini telah memiliki puluhan juta pengguna yang tersebar di lebih dari 190 negara dan menjadi e-commerce dengan pertumbuhan tercepat dunia.
Meski telah mengundurkan diri dari Alibaba pada 2019 sebagai kepala eksekutif perusahaan, Jack Ma tetap menjadi orang berpengaruh dalam perusahaan.
2. Ant Group
Ant Grup menjadi salah satu sumber kekayaan Jack Ma. Melansir laman resmi Antgroup, dia merupakan perusahaan teknologi sektor keuangan yang berafiliasi dengan Alibaba. Jack Ma memiliki kendali penuh atas perusahaan yang memiliki tujuan menjangkau semua konsumen dan usaha kecil ke layanan keuangan dan lainnya melalui aksek teknologi.
Ant Group berasal dari Alipay yang didirikan pada 2004. Ant Financial menciptakan sistem kredit bersama dan platform layanan keuangan terbuka melalui inovasi teknologi dan untuk menyediakan konsumen dan usaha kecil dengan layanan keuangan inklusif yang aman dan nyaman secara global.
Sempat akan melantai pada November 2020, rencana tersebut gagal dieksekusi setelah Bursa Shanghai menangguhkan rencana tersebut. Hal itu merupakan buntut dari hilangnya Jack Ma setelah kritik pemerintah China.
3. Lazada
Didirikan pada 2012, Lazada adalah platform e-commerce terkemuka yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Sejauh ini Lazada telah hadir di enam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Pada April 2016, Alibaba mengakuisisi 67% saham Lazada senilai US$ 1 miliar. Akuisisi menjadikan perusahaan besutan Jack Ma ini sebagai pemegang saham mayoritas di enam negara termasuk Indonesia.
Jumlah suntikan modal kepada Lazada terus ditambah, hingga pada Maret 2018 total investasi Alibaba mencapai US$ 4 miliar di Lazada. Sebelum investasi ini, Alibaba memegang saham sebesar 83% di Lazada.
4. Youku Tudou
Youku Tudou adalah situs berbagi video seperti YouTube di China. Pada 2015 raksasa e-commerce asal China itu meminang Youku Tudou ke kerajaan online-nya sebesar US$ 4,8 miliar.
Sebelumnya, pada Oktober di tahun yang sama Jack Ma membeli lebih dari 18% saham Youku Tudou. Sempat terjadi tarik-ulur mengenai nilai pembelian hingga akhirnya ditemui kesepakatan.
5. 1688.com
Situs ini hadir di bawah kepemilikan grup Alibaba. Dalam situs resminya, dia hadir untuk menjadi situs pasar grosir domestik di China. Pembeli dan penjual grosir di China dapat bertemu dalam platform ini.
Barang dagangannya pun bervariasi dari mulai pakaian, perabotan, hingga makanan dan minuman. Memimpin pasar grosir domestik terpadu di Cina, membuat sejumlah besar pedagang di pasar ritel China mendapatkan persediaan mereka dari 1688.com.
6. Taobao
Taobao adalah toko online milik Alibaba yang juga dikendalikan oleh Jack Ma sejak 2003. Pada 2018 toko online itu sempat masuk dalam daftar hitam atau blacklist yang disusun oleh lembaga perdagangan pemerintah AS.
Alasannya karena disebut maraknya barang palsu atau bajakan yang dijual di Taobao. Namun hal itu langsung dibantah oleh pihaknya.
7. Alimama
Tak banyak yang mengetahui bahwa Alibaba pun memiliki perusahaan yang bergerak dalam teknologi pemasaran. Meluncur pada 2007, Alimama merupakan platofrm teknologi pemasaran yang sesuai dengan tuntutan pemasaran pedagang.
Melalui program pemasaran afiliasi, Alimama memungkinkan pemasar untuk menempatkan display pemasaran di situs web dan aplikasi pihak ketiga, sehingga memperluas jangkauan pemasaran dan promosi mereka ke properti dan pengguna di luar pasar Alibaba Group sendiri.
8. Ali Express
Pada 2010 Alibaba ekspansi layanannya ke jasa pengiriman barang. Layanan jasa antar ini memungkinkan konsumen dari seluruh dunia untuk membeli langsung dari produsen dan distributor terutama di China.
Selain situs global berbahasa Inggris, Ali Express mengoperasikan beberapa situs berbahasa lokal, termasuk situs dalam bahasa Rusia, Portugis, Spanyol, dan Prancis.
9. TMall
Alibaba pun memiliki platform Business to Consumer (B2C) yang berdiri sejak 2008. Kali ini sasaran TMall merupakan konsumen 'kelas atas' dengan produk dan pengalaman belanja premium.
Sejumlah besar merek internasional dan Cina telah membangun etalase di Tmall. Menurut Analysys, Tmall adalah platform B2C terbesar di Cina dalam hal nilai barang dagangan pada 2017.
10. Alibaba Cloud
Didirikan pada 2009, Alibaba Cloud masih menjadi bagian dari Alibaba Group. Dikutip dari CNN Indonesia, perusahaan ini menjadi salah satu dari tiga penyedia IaaS teratas di dunia dan penyedia layanan cloud publik terbesar di China menurut IDC.
Alibaba Cloud menyediakan rangkaian lengkap layanan cloud untuk bisnis di seluruh dunia, termasuk pedagang yang melakukan bisnis di pasar Alibaba Group, start-up, perusahaan dan organisasi pemerintah.
11. Cainiao Network
Operator platform data logistik ini didedikasikan untuk memenuhi visi logistik Alibaba Group untuk memenuhi pesanan konsumen dalam 24 jam di China dan dalam 72 jam di tempat lain di dunia.
Platform mengadopsi pendekatan untuk membangun jaringan pemenuhan nasional yang memanfaatkan kapasitas dan kemampuan mitra logistik untuk menawarkan layanan logistik domestik dan internasional.
12. DingTalk
DingTalk merupakan bagian dari bisnis Alibaba Group yang menawarkan cara baru untuk bekerja, berbagi, dan berkolaborasi untuk perusahaan dan organisasi modern, termasuk sekolah dan lembaga pendidikan.
Jutaan perusahaan dan pengguna menggunakan DingTalk untuk tetap terhubung dan bekerja dari jarak jauh. Menurut QuestMobile, DingTalk adalah aplikasi efisiensi bisnis terbesar di China dengan pengguna aktif bulanan pada Maret 2020.
(fdl/fdl)