Sri Mulyani Bandingkan Tingkat Utang RI dengan Malaysia, Besar Mana?

Sri Mulyani Bandingkan Tingkat Utang RI dengan Malaysia, Besar Mana?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 06 Jan 2021 15:24 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Wamenkeu Suahasil Nazara (kanan) mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Raker tersebut membahas Laporan Keuangan Kementerian Keuangan pada APBN 2019. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww.
Foto: ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan utang seluruh negara mengalami kenaikan karena pandemi virus Corona. Bahkan negara seperti Amerika Serikat (AS) hingga Malaysia memiliki utang hingga lebih dari 100% terhadap produk domestik brutonya (PDB/GDP).

"Proyeksi utang publik di seluruh dunia alami kenaikan. Jadi AS sudah di atas 100% untuk utang publik, Jerman, China dalam hal ini India di atas 60%. Malaysia dan Singapura di atas 100% dan berbagai negara lain yang mayoritas utang publiknya melonjak tajam tahun ini dan tahun depan," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (6/1/2021).

Sementara untuk Indonesia, kata Sri Mulyani, pemerintah berupaya untuk menjaga tingkat utangnya. Sri Mulyani menyebut tingkat utang Indonesia masih lebih baik dibanding negara lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia juga terjadi kenaikan utang publik terhadap GDP 38%. Ini adalah situasi yang dihadapi namun Indonesia dibanding negara lain akan keep-up untuk relatif lebih baik dan respon efektif agar ekonomi bisa bangkit kembali," jelasnya.

Sri Mulyani juga menjelaskan, pandemi virus Corona ini memang membuat defisit kas negara-negara jadi lebih melebar. Setiap pemerintah mau tak mau harus bisa mengeluarkan berbagai kebijakan fiskal untuk membantu rakyatnya yang kesulitan di tengah pandemi.

ADVERTISEMENT

"Seluruh negara gunakan instrumen fiskalnya untuk lindungi rakyat dan ekonominya. Fiskal dibuat defisit besar karena mereka harus belanjakan untuk lindungi masyarakat yang terdampak COVID-19 dan ekonomi yang merosot," kata Sri Mulyani.

"Defisit di seluruh dunia mengalami pelebaran. Di AS bahkan 18,7%, Prancis mendekati 11%, china kontraksinya 12%, india sampai 13,1% Defisit fiskalnya. Negara di ASEAN, Malaysia 6,5%, Filipina 8,1%, Singapura 10,8%. Indonesia defisitnya sesuai dengan UU APBN adalah 6,3%" tuturnya.

(kil/fdl)

Hide Ads