Proyek jalan tol akses Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat mengalami kendala dalam pembangunannya. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan kendala tersebut adalah masalah pembiayaan pembangunan jalan tol. Dia mengatakan badan usaha yang memprakarsai jalan tol ini kemungkinan akan kesulitan untuk membiayai pembangunannya.
"Memang ini ada hambatan kemampuan finansial dari badan usaha yang belum mendukung," kata Hedy dalam public expose Pelabuhan Patimban, Kamis (7/1/2021).
Maka dari itu pihaknya akan mempertimbangkan opsi pembangunannya dengan pembiayaan pinjaman dari pihak Jepang. Hal itu akan dilakukan melalui JICA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kemarin kami izin pak Menhub kita koordinasi ke JICA untuk kemungkinan opsi dengan loan JICA, dan pelaksananya Kementerian PUPR. Lalu nanti, dilelangkan operasionalnya," ujar Hedy.
Hedy menjelaskan pihaknya akan membangun jalan tol sepanjang 37 km. Investasinya kurang lebih akan sebesar Rp 7 triliun, atau tepatnya Rp 6,94 triliun.
"Jadi ini akan direncanakan bangun jalan tol, panjangnya 37 km. Saat ini statusnya sudah selesai FS-nya, investasi sekitar Rp 7 triliun," ujar Hedy.
Dalam paparan Hedy, dijelaskan nilai investasi tepatnya Rp 6,94 triliun, dengan total biaya konstruksi sebesar Rp 5,07 triliun. Rencananya, tarif yang akan dipatok sebesar Rp 1.700 per km, dengan total kecepatan rata-rata kendaraan 100 km/jam.
Jalan tol ini akan diprakarsai konsorsium yang terdiri dari badan usaha jalan tol swasta dan BUMN. Mulai dari PT Jasa Marga, PT Surya Semesta Internusa, PT Daya Mulia Turangga, dan PT Jasa Sarana.
Hedy menjelaskan jalan tol akses Pelabuhan Patimban akan dibangun tersambung dengan tol Cikopo-Palimanan aliad Cipali. Pintu masuknya ada di KM 89. "Trasenya itu mulai dari KM 89 di Cipali, kemudian nanti exit di dua titik. Jadi di ujungnya ada junction," ujar Hedy.