Neraca dagang Indonesia mengalami surplus US$ 21,74 miliar selama tahun 2020. Hal itu menyusul nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan impor. Total nilai ekspor tercatat US$ 163,31 miliar dan impor US$ 141,57 miliar.
Jika dilihat dari pangsa pasarnya, neraca perdagangan Indonesia didominasi oleh China baik dari ekspor maupun impor. Pada Desember 2020 sendiri, kinerja ekspor Indonesia tercatat US$ 16,54 miliar.
Tidak hanya terlihat dari bulanan, secara tahunan pun negeri Tirai Bambu mendominasi kinerja ekspor Indonesia. Selama Januari-Desember 2020, China tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 29,93 miliar atau 19,31%. Diikuti oleh AS dengan nilai US$ 18,62 miliar atau 12,01%, dan Jepang dengan nilai US$ 12,88 miliar atau 8,31% dari total US$ 163,31 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk impor, jika dilihat selama periode Januari-Desember 2020, China masih menjadi tujuan utama dengan pangsa pasar 30,91% atau US$ 39,35 miliar dari total impor senilai US$ 141,57 miliar.
Untuk Desember 2020, dominasi China pun terlihat pada kinerja impor Indonesia, dari total nilai impor US$ 14,44 miliar di Desember 2020, dikatakan Suhariyanto pangsa pasar China sebesar US$ 4,44 miliar atau 34,28%. Kedua, tertuju ke Jepang dengan nilai US$ 0,86 miliar atau 6,65%. Ketiga adalah Singapura sebesar US$ 0,73 miliar atau 5,65%.
"Pangsa pasar ekspor non migas pada Desember tidak berubah. Ekspor utama tertuju ke Tiongkok di mana pada Desember share-nya adalah US$ 3,32 miliar atau 21,4% dari total ekspor," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto dalam video conference, Jumat (15/1/2021).
Pangsa pasar ekspor terbesar kedua, dikatakan Suhariyanto tertuju pada Amerika Serikat (AS) yaitu sebesar US$ 1,87 miliar atau 12,06%. Selanjutnya disusul oleh Jepang dengan nilai US$ 1,25 miliar atau 8,06% dari total ekspor di Desember 2020.
"Berdasarkan kawasan, ekspor kita ke Uni Eropa US$ 1,27 miliar atau 8,19%, sedangkan ASEAN kontribusinya 20,12% atau US$ 3,12 miliar," tambahnya.
Dominasi China pun terlihat pada kinerja impor Indonesia, dari total nilai impor US$ 14,44 miliar, dikatakan Suhariyanto pangsa pasar China sebesar US$ 4,44 miliar atau 34,28%. Kedua, tertuju ke Jepang dengan nilai US$ 0,86 miliar atau 6,65%. Ketiga adalah Singapura sebesar US$ 0,73 miliar atau 5,65%.