Jangan Senang Dulu, Neraca Dagang RI Surplus Belum Tentu Kabar Baik

Jangan Senang Dulu, Neraca Dagang RI Surplus Belum Tentu Kabar Baik

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 28 Jan 2021 14:28 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengalami surplus US$ 21,74 miliar di tahun 2020. Meski surplus, pengusaha mengingatkan agar hati-hati.

Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, surplus tersebut memang terhitung tinggi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Pada saat ini memang kita mengalami surplus yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada akhir 2020 ini sebesar US$ 21,74 miliar," katanya dalam acara Economic Forum 2021, Kamis (28/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, surplus tersebut bukan ditopang oleh kegiatan ekspor yang meningkat. Namun, ditopang oleh impor yang mengalami penurunan lebih dalam dibanding ekspor.

"Kita juga harus berhati-hati melihat angka ini karena surplus ini terjadi bukan karena ekspor meningkat, tapi lebih banyak ekspor kita menurun tapi impor kita mengalami penurunan lebih dalam," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, itu bisa berdampak pada manufaktur. Sebab, mayoritas impor merupakan barang modal dan bahan baku.

"Padahal kita ketahui 70% dari impor kita adalah produk untuk barang modal, dan bahan baku atau raw material kita. Sehingga tentunya penurunan ini akan berdampak pada sektor manufaktur kita. Tapi surplus yang didapat ini surplus yang tertinggi beberapa tahun terakhir," terangnya.

(acd/zlf)

Hide Ads