Ssst..Ini Bocoran Calon Investor yang Mau Masuk LPI

Ssst..Ini Bocoran Calon Investor yang Mau Masuk LPI

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 28 Jan 2021 17:00 WIB
Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo (tengah), Direktur Distributions Hery Gunardi (dua kiri), Direktur Retail BankingTardi (dua kanan), Direktur Treasury Darmawan Junaidi (kiri) dan Corporate Secretary Rohan Hafas sedang berbincang saat membuka paparan kinerja Laporan Keuangan Bank Mandiri Triwulan IV/17 di Jakarta, Selasa (6/2/2018). Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 20,6 triliun pada akhir 2017 atau tumbuh 49,5% secara year on year (yoy), seiring dengan upaya perseroan dalam memperbaiki kualitas aset produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi. Pencapaian tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 0,6% menjadi Rp 54,8 triliun dan peningkatan pendapatan atas jasa (fee based income) sebesar 16,4% menjadi Rp 23,3 triliun.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) akan menyerap sejumlah modal asing. Saat ini, beberapa calon investor berniat menanamkan modalnya lewat SWF.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, beberapa pihak yang telah menyatakan minat yakni Japan Bank for International Cooperation (JBIC), International Development Finance Corporation (IDFC), Abu Dhabi Investment Authority (ADIA).

Bukan hanya itu, dana pensiun Kanada dan Belanda menyatakan minat untuk masuk SWF.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya ekuitas dari pemerintah akan di-leverage ekuitas swasta dalam hal ini kita sudah mendengar di media ada beberapa pihak yang tertarik dari Jepang JBIC, IDFC Amerika dan ADIA Abu Dhabi yang telah menjadi partner awal untuk berdiskusi," kata Kartika dalam acara Economic Forum, Kamis (18/1/2021).

"Dan beberapa partner swasta seperti dana pensiun dari Kanada dan Belanda yang juga telah mengajukan minatnya pada aset-aset seperti jalan tol," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan, SWF nantinya akan menyerap investasi yang digunakan untuk pembangunan sektor-sektor utama ekonomi Indonesia. Dalam paparannya, salah satu sektor tersebut ialah infrastruktur.

Kemudian, jangka waktu investasi SWF ialah medium ke jangka panjang.

"Kita akan dorong longterm dengan horizon 5-7 tahun dan bisa sampai dengan 10-20 tahun," katanya.

LPI akan mengelola investasi secara aktif melalui posisi manajerial untuk mengawasi operasional dari sisi aset.

"INA akan bertindak sebagai controlling dan aktif memanage aset-aset ini, jadi bukan hanya sebagai investor pasif, namun akan menjadi pengelola aset ini secara aktif baik investor finansial maupun investor strategis," terangnya.

(acd/zlf)

Hide Ads