Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat hari ini mulai melayani deteksi COVID-19 melalui embusan napas, GeNose untuk syarat perjalanan kereta jarak jauh. Hal itu membuat pemeriksaan rapid test antigen sepi peminat.
Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Jumat (5/2/2021), layanan tes GeNose lebih diminati calon penumpang yang ingin melakukan perjalanan. Hal itu terlihat dari antrean layanan GeNose yang mengular alias panjang.
"Karena ini hari pertama pembukaan GeNose jadi lebih banyak antreannya. Mungkin karena pada penasaran juga kan GeNose seperti apa," kata salah satu petugas keamanan yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan layanan rapid test antigen bisa dibilang sepi peminat karena cenderung tak ada antrean panjang. Bahkan dalam beberapa kesempatan bilik pemeriksaan rapid test antigen kosong.
Salah satu calon penumpang mengatakan alasannya memilih GeNose test karena dari segi biaya lebih murah dan pemeriksaannya dinilai lebih mudah dibanding rapid test antigen. Seperti diketahui, GeNose test ini dikenakan tarif Rp 20.000 per orang, sedangkan biaya rapid test antigen Rp 105.000 per orang.
"Lebih murah ya GeNose ini, lebih gampang juga cuma pakai napas, nggak harus disogok-sosok hidungnya kan itu bikin sakit ya," kata Sunarso, calon penumpang yang memiliki tujuan Semarang.
Hal yang sama juga dikatakan calon penumpang bernama Albert. Alasannya memilih GeNose test karena lebih murah dan tidak harus merasakan sakit saat pengambilan sampelnya.
"GeNose ini lebih simple cuma pakai napas dan lebih murah juga kan. Kalau rapid test antigen kan sakit dimasukkan ke hidung," ungkapnya.
Sedangkan calon penumpang lainnya bernama Sisil lebih memilih rapid test antigen. Dia bersama suami lebih memilih tes COVID-19 dari pangkal hidung karena hasilnya dinilai lebih akurat ketimbang GeNose yang hanya melalui embusan napas.
![]() |
"Menurut saya lebih akurat rapid test antigen ya daripada GeNose jadi nggak apa lah mengeluarkan uang lebih banyak," ucapnya.
Sedangkan penumpang lainnya, Amin memilih rapid test antigen karena mengejar keberangkatan kereta ke Bojonegoro yang sudah mepet sehingga tak bisa mengantre terlalu lama.
"Karena saya takut ketinggalan kereta, melihat antrean GeNose yang panjang gitu takut nggak keburu," tuturnya.
Simak Video "Daop I Catat 39 RIbu Penumpang KA Lakukan Tes Antigen"
[Gambas:Video 20detik]