Ekonomi Indonesia dipastikan masih terjebak di jurang resesi setelah kembali mengalami kontraksi pada kuartal IV 2020. Capaian ekonomi kuartal IV memang membaik dari capaian di kuartal sebelumnya, tapi bagaimana perbandingannya dengan realisasi di negara lain?
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mencatat ekonomi sejumlah negara mengalami nasib yang sama dengan Indonesia. Yang pasti, ekonomi Indonesia masih kalah dari China dan Vietnam yang justru mencatatkan torehan positif sepanjang 2020 lalu.
"Hampir semua negara mengalami kontraksi dalam, AS minus 3,5%, Singapura minus 5,8%, Korsel minus 1,01%, Hong Kong juga lebih dalam yaitu minus 6,1%, Uni Eropa minus 6,4%. angka ini yang sudah dirilis," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 secara kumulatif minus 2,07%. Angka ini didapat setelah realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV mencatatkan minus 0,42%.
Capaian ini membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami catatan terburuk sejak kejadian krisis moneter 1998, 22 tahun silam. Saat itu, krisis ekonomi berkepanjangan membawa ekonomi Indonesia pada 1998 mengalami kontraksi hingga 13,16%.
Seluruh komponen pengeluaran di kuartal IV 2020 masih mengalami kontraksi kecuali konsumsi pemerintah yang masih tumbuh 1,76%. Hal ini turut menyumbang kontraksi ekonomi yang selama ini didominasi sektor konsumsi.
"Dari 17 sektor yang ada hanya 7 sektor yang tumbuh positif tapi pertumbuhannya melambat, kecuali 2 sektor seperti jasa kesehatan dan sosial," kata Suhariyanto.
Baca juga: Tok! Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Minus 2,07% |
Tonton Video: Bank Dunia Prediksi Butuh Waktu 5 Tahun Pulihkan Ekonomi Indonesia