Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 minus 2,07%. Meski begitu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menilai pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat pergerakannya.
Dia menjabarkan pertumbuhan ekonomi berangsur membaik setiap kuartalnya sejak mengalami kontraksi pada kuartal II-2020 minus 5,32%. Di kuartal III pertumbuhan ekonomi naik ke minus 3,49%. Kemudian di kuartal IV ekonomi Indonesia terparkir di minus 2,19%.
"Kita melihat bahwa sinyal positif pemulihan ekonomi sudah terlihat di triwulan ke-4 di mana tentu angka Q to Q-nya ini sudah ada sedikit peningkatan kembali. Yaitu dari minus 5,32% ke 3,49%, dan yang saat sekarang berada di minus 2,19%," papar Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, perbaikan ekonomi yang sedang terjadi banyak dipengaruhi oleh intervensi pengeluaran pemerintah. Konsumsi pemerintah menurutnya naik 1,76% secara tahunan.
"Kemudian realisasi program penanganan COVID dan pemulihan ekonomi sebesar Rp 579,78 triliun dan Realisasi APBN mencapai 94,6%" ujar Airlangga.
Dia melanjutkan tingkat konsumsi masyarakat pun mulai membaik meski angkanya masih minus. Dia menjelaskan tingkat konsumsi rumah tangga terkontraksi secara tahunan ke minus 3,61%, namun secara kuartalan konsumsi masyarakat tumbuh 0,49%.
"Tingkat konsumsi rumah tangga terkontraksi sebesar minus 3,61% yoy dan tumbuh positif 0,49% secara kuartal ke kuartal dibanding kuartal sebelumnya," kata Airlangga.
Di 2021 sendiri Airlangga mengatakan pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka positif. Targetnya pertumbuhan ekonomi di tahun ini mencapai 5,5%.
"Momentum ini diperkirakan terus berlanjut di tahun 2021, sehingga pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan akan tumbuh di kisaran 4,5% higga 5,5%," sebut Airlangga.
Baca juga: Tok! Pertumbuhan Ekonomi RI 2020 Minus 2,07% |











































