Presiden Argentina Alberto Fernández meminta Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan keringanan syarat untuk mendapatkan bantuan pendanaan. Mengingat saat ini inflasi negara membengkak yang diperkirakan berdampak pada menaikkan pajak ekspor.
Dikutip dari Reuters, Senin (8/2/2021) Menurut bank sentral, inflasi Argentina di angka 50% pada 2021, peningkatan tajam dari 36,1% yang dilaporkan secara resmi tahun lalu.
Ekonomi Argentina telah jatuh ke dalam resesi pada 2018. Saat itu Fernández meminta bantuan kepada IMF untuk meminjam US$ 57 miliar. Namun, hingga saat ini keadaan negara tidak kunjung pulih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini diperparah dengan pandemi COVID-19 yang semakin menambah lonjakan kemiskinan, pengangguran, dan harga konsumen. Argentina pun telah berbulan-bulan melakukan pembicaraan dengan IMF untuk merestrukturisasi persyaratan pinjaman itu.
Fernández mengatakan Menteri Ekonomi Argentina Martín Guzmán akhir bulan yang akan pergi ke AS untuk meminta langsung kepada IMF terkait menunda jatuh tempo pinjaman dan meminta dana pinjaman diperpanjang serta syarat yang lebih ringan.
Jika keringanan itu tidak didapat dari IMF, Fernández memperingatkan akan menaikkan pajak atas ekspor pertanian atau memberlakukan kuota baru pada eksportir Argentina untuk menjinakkan inflasi yang menguap.
"Saya sampaikan kepada Anda secara terbuka bahwa saya tidak bisa membiarkan ini terus terjadi, karena risikonya, dengan pandemi, harga produk ini terus naik dan kami tidak bersedia mentolerirnya," katanya.