Akhir pekan kemarin, banjir besar menggenangi kota Semarang, Jawa Tengah. Beberapa pelayanan transportasi publik pun ikut terendam, mulai dari bandara hingga stasiun kereta api.
Alhasil operasional transportasi pun menjadi terganggu. Bahkan aliran listrik pun sempat dipadamkan di Semarang imbas dari banjir yang terjadi.
Berikut ini 4 fakta banjir di Semarang:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Basuki Sebut Penyebab Banjir Curah Hujan
Menurut Basuki siklus hujan lebat 50 tahunan menjadi penyebab utama banjir di Semarang. Hal itu berdasarkan data BMKG yang diperolehnya, dari data itu dia menyebutkan curah hujan ekstrim memang diprediksi akan terjadi.
"Berdasarkan data curah hujan, ini ekstrem seperti prediksi BMKG, 171 milimeter hujan, menurut hitungan hidrologi, return period atau periode ulangnya 50 tahunan," kata Basuki di kawasan Berok Kota Lama, Sabtu (6/2/2021).
Di sisi lain, pompa di Kota Lama Semarang justru mengalami kendala. Dari tiga pompa yang ada, saat dia meninjau baru dua pompa saja yang siap digunakan. Sementara itu, Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe airnya terus meluap.
"Dipompa ada tiga pompa, satu masih macet akan diperbaiki dan hidupkan," jelas Basuki.
"Kalau penanganan banjir di Semarang, hari ini di kali Bringin juga meluap kemudian di kali Plumbon Kaligawe meluap. Itu sebenernya kebetulan air pasang tinggi, 1,4 meter. Pompa memang menentukan," lanjutnya.
2. Bandara Ahmad Yani Ditutup
Banjir yang mulai terjadi per hari Sabtu yang lalu juga membuat bandara Ahmad Yani terpaksa ditutup. Banjir sendiri menggenangi landasan pacu alias runway bandara, maka dari itu pesawat tidak bisa melakukan pendaratan atau penerbangan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa bandara Ahmad Yani yang sempat terendam landasan pacunya sudah bisa digunakan bertahap sejak Minggu pagi.
"Saya mendapat laporan bahwa bandara Ahmad Yani mulai Minggu pagi ini sudah bisa digunakan dengan catatan tertentu," ujar Budi Karya dalam keterangannya, Minggu (7/2/2021).
Berlanjut ke halaman berikutnya.