4 Fakta Banjir Semarang yang Perlu Diketahui

4 Fakta Banjir Semarang yang Perlu Diketahui

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 08 Feb 2021 19:30 WIB
Banjir di Kota Lama, Semarang, Sabtu (6/2/2021).
Banjir di Kota Lama, Semarang, Sabtu (6/2/2021)/Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Jakarta -

Akhir pekan kemarin, banjir besar menggenangi kota Semarang, Jawa Tengah. Beberapa pelayanan transportasi publik pun ikut terendam, mulai dari bandara hingga stasiun kereta api.

Alhasil operasional transportasi pun menjadi terganggu. Bahkan aliran listrik pun sempat dipadamkan di Semarang imbas dari banjir yang terjadi.

Berikut ini 4 fakta banjir di Semarang:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Basuki Sebut Penyebab Banjir Curah Hujan

Menurut Basuki siklus hujan lebat 50 tahunan menjadi penyebab utama banjir di Semarang. Hal itu berdasarkan data BMKG yang diperolehnya, dari data itu dia menyebutkan curah hujan ekstrim memang diprediksi akan terjadi.

"Berdasarkan data curah hujan, ini ekstrem seperti prediksi BMKG, 171 milimeter hujan, menurut hitungan hidrologi, return period atau periode ulangnya 50 tahunan," kata Basuki di kawasan Berok Kota Lama, Sabtu (6/2/2021).

Di sisi lain, pompa di Kota Lama Semarang justru mengalami kendala. Dari tiga pompa yang ada, saat dia meninjau baru dua pompa saja yang siap digunakan. Sementara itu, Kali Beringin Mangkang dan Kali Plumbon Kaligawe airnya terus meluap.

ADVERTISEMENT

"Dipompa ada tiga pompa, satu masih macet akan diperbaiki dan hidupkan," jelas Basuki.

"Kalau penanganan banjir di Semarang, hari ini di kali Bringin juga meluap kemudian di kali Plumbon Kaligawe meluap. Itu sebenernya kebetulan air pasang tinggi, 1,4 meter. Pompa memang menentukan," lanjutnya.

2. Bandara Ahmad Yani Ditutup

Banjir yang mulai terjadi per hari Sabtu yang lalu juga membuat bandara Ahmad Yani terpaksa ditutup. Banjir sendiri menggenangi landasan pacu alias runway bandara, maka dari itu pesawat tidak bisa melakukan pendaratan atau penerbangan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan bahwa bandara Ahmad Yani yang sempat terendam landasan pacunya sudah bisa digunakan bertahap sejak Minggu pagi.

"Saya mendapat laporan bahwa bandara Ahmad Yani mulai Minggu pagi ini sudah bisa digunakan dengan catatan tertentu," ujar Budi Karya dalam keterangannya, Minggu (7/2/2021).

Berlanjut ke halaman berikutnya.

3. Stasiun Terendam

Banjir juga merendam stasiun kereta api di sekitar Semarang. Air menggenangi rel kereta hingga setinggi peron, hal itu membuat beberapa stasiun tak bisa beroperasi.

PT KAI wilayah Daop 6 pun mengubah operasi perjalanan kereta api (KA) yang melewati Daop 6. Semua itu dilakukan karena Stasiun Semarang Tawang, Semarang Poncol dan jalur KA Koridor Batang terendam banjir.

"Dampak banjir di wilayah jalur KA lintas utara berdampak beberapa perjalanan KA harus dirubah pola operasinya melewati wilayah Daop 6 Yogyakarta," kata Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Supriyanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (6/2/2021).

4. PLN Padamkan Listrik

Sejak banjir menggenang Semarang, 995 unit gardu distribusi listrik terdampak banjir. Alhasil pemadaman listrik sementara harus dilakukan.

Wilayah yang terdampak antara lain Tambak Dalam, Sawah Besar, Tambakan, Barursari, Rusunawa Kaligawe, Pasar Waru, Muktiharjo, Genuk Indah, Masjid Agung Jawa Tengah, Medoho, Gajah, Kyai Sakir, Woltermongisidi, Petek, Layur.

Kemudian, Raden Patah, Bubakan, MT Haryono, Kota Lama, Trunojoyo, Mpu Tantular, Stasiun Tawang, Kawasan LIK, Gebang Anom, Padi Raya, Widuri, Puri Anjasmoro, Anjasmara Raya, PRPP, Taman Marina, Semarang Indah dan Madukoro Raya.

Sementara itu, penanganan sudah dilakukan PLN secara bertahap. Hingga Sabtu malam saja sudah ada 502 gardu yang berhasil dipulihkan.

PLN mengutamakan keselamatan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Pada daerah yang terendam banjir, PLN terpaksa memadamkan sementara listrik dan segera menormalkannya kembali setelah banjir surut," Senior Manager General Affairs PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (UID Jateng & DIY), Elly Oktaviani Ciptati, dalam keterangan tertulis Sabtu (6/2/2021).


Hide Ads