Hal serupa disampaikan oleh Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. Menurut Bhima, meski PPKM mikro ini bisa membuat dunia usaha lebih bernafas lega dari sebelumnya, akan tetapi dikhawatirkan PPKM mikro tidak efektif menurunkan angka kasus COVID-19. Bila begitu, maka dunia usaha juga yang akan dirugikan pada akhirnya.
"Permasalahan saat ini lebih pada permintaan yang rendah, di mana masyarakat khawatir dari PPKM jilid satu dan dua saja angka kasusnya malah meningkat, ini yang menjadi kontradiksi, sehingga masyarakat masih menahan belanja keluar rumah, mobilitasnya juga masih rendah, jadi apa jaminannya PPKM mikro itu bisa menurunkan kasus harian, ketika justru dilakukan pelonggaran-pelonggaran," kata Bhima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini kemudian bisa berdampak pada ekonomi secara menyeluruh. Pemulihan ekonomi bisa mundur lebih lama. Paling cepat ekonomi RI baru pulih di 2022.
"Paling cepat pulih tahun 2022. Itu pun dengan asumsi vaksin sudah didistribusikan lebih cepat," sambungnya.
(fdl/fdl)