Perusahaan leasing pesawat regional terbesar di dunia, Nordic Aviation Capital (NAC) buka suara terkait keputusan PT Garuda Indonesia yang memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengannya.
Dilansir dari website resmi perusahaan, Kamis (11/2/2021), NAC berharap Garuda tidak memutus kontrak dan terus memenuhi komitmennya yang jatuh tempo pada 2027. Keputusan Garuda untuk memutus kontrak itu berdasarkan arahan dari Menteri BUMN Erick Thohir.
NAC menjelaskan sejak pandemi COVID-19 melanda, pihaknya telah mencoba untuk membantu kas Garuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu, mengingat pandemi global dan lingkungan perdagangan Garuda (Indonesia) yang sulit, NAC melakukan diskusi ekstensif dengan maskapai penerbangan untuk membantu posisi kas mereka selama krisis," kata manajemen.
"NAC telah melanjutkan diskusi ini tetapi belum ada kesepakatan sampai saat ini dan tidak ada pemberitahuan penghentian yang diterima. Perjanjian sewa dengan demikian tetap berlaku penuh dan NAC mengharapkan Garuda untuk terus memenuhi komitmen kontraktualnya," tambahnya.
NAC menjelaskan Garuda memutuskan untuk membeli langsung 6 pesawat CRJ-1000 Bombardier yang semuanya dioperasikan oleh Garuda sejak 2012. Pesawat itu katanya dipilih oleh Garuda sebelum terlibat dengan NAC.
Selanjutnya, Garuda memilih NAC untuk menyediakan 12 pesawat CRJ-1000 lagi berdasarkan perjanjian sewa yang berakhir pada tahun 2027.
"Untuk menghindari keraguan, KPA bukan merupakan pihak dalam investigasi pemilihan pesawat oleh Garuda Indonesia pada tahun 2012, dan tidak ada dugaan kesalahan pihak terkait dengan penempatan pesawat tersebut," jelasnya.
Apa alasan Garuda ceraikan NAC? Klik halaman selanjutnya.