Jadi Sentra Unggas, Blitar Sumbang 30% Stok Telur Ayam Nasional

Jadi Sentra Unggas, Blitar Sumbang 30% Stok Telur Ayam Nasional

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Senin, 15 Feb 2021 14:20 WIB
Para pekerja menyortir telur sesuai kualitas sebelum dikemas dalam wadah di gudang Koperasi Peternak Unggas Sejahtera, di Kecamatan Ponggok, Blitar (2/2/2021). Telur dipisah menjadi 3 kategori utama yakni kulit telur dengan coklat, krem dan putih.
Foto: Ari Saputra
Blitar -

Kabupaten Blitar sejak lama dikenal sebagai sentra produk perunggasan khususnya produk telur konsumsi. Potensinya yang unggul di bidang peternakan membuat Kabupaten Blitar punya kontribusi besar terhadap pemenuhan protein hewani rakyat Indonesia khususnya Jawa Timur.

Menurut Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Adi Andaka, daerah ini mampu memasok 70% telur untuk Jawa Timur dan berkontribusi 30% ke pasokan telur nasional. Pada 2020, total populasi ayam petelur di Kabupaten Blitar lebih dari 20 juta ekor dengan total produksi telur 1.150-1.200 ton/hari.

"Dari sini kelihatan, telur ini menjadi sangat dominan di Blitar. Terbukti dengan jumlah yang dikirim ke luar kota. Dan itu efeknya tidak hanya bagi petani dan peternak telur, mulai dari pakan, mulai dari packing, ekspedisinya, itu juga menjadi segmen yang terbantu," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan besarnya pasokan tersebut juga turut berkontribusi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tercatat, untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kontribusi peternakan berada di angka 13,8%. Sementara untuk Dinas Pertanian yang membawahi perkebunan, pangan, dan hortikultura memiliki angka 15,4% PDRB.

"Bisa dikatakan ya kontribusi terhadap APBD ini termasuk besar. Dari hanya sekitar 1200 ton per hari saja bisa menyentuh angka tersebut," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar Sukarman menambahkan besarnya pasokan telur itu juga turut berdampak pada acuan harga telur. Meski semua harga itu diserahkan ke pasar, namun Blitar kerap kali menjadi acuan harga telur nasional.

"Kalau harga Blitar hancur, yang lainnya juga ikut hancur, namun memang harga telur ini serahkan ke pasar, jadi pemerintah itu hanya beri harga acuan, terendah itu Rp 19.000 oleh Permendag ya, tertinggi Rp 21.000. Jadi itu hanya acuan saja," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, saat ini jumlah peternak rakyat di Blitar ada sekitar 7.372 peternak dan peternak skala perusahaan mencapai 436. Adapun yang tergabung dalam Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Putera) Blitar ada 427 anggota, dan mereka setiap harinya mampu menghasilkan 200-250 ton per hari yang dikirim ke berbagai daerah.

Untuk meningkatkan penyerapan telur ini, Bank BRI turut menjadikan Blitar sebagai pilot project pengembangan aplikasi Pasar Mikro. Aplikasi ini akan memudahkan peternak dalam melakukan transaksi penjualan telur langsung kepada pembeli tanpa melewati perantara transaksi (broker).

"Aplikasi Pasar Mikro ini mampu memotong mata rantai yang panjang selama ini. Tujuan besarnya nanti adalah kita mampu menyediakan akses pembiayaan melalui aplikasi tersebut. Jadi misalnya saya sebagai pelaku usaha yang sudah bergabung di aplikasi tersebut, transaksi keuangan saya bisa tercermin di aplikasi tersebut dan ter-record," pungkas Pimpinan Cabang BRI Blitar Yulizar Verda Febrianto.

Kemudian dalam menggairahkan ekonomi para peternak ayam layer di Blitar ini, Bank BRI juga turut andil dalam memberikan bantuan permodalan usaha kepada sebagian besar peternak lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat).

detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri

(akn/hns)

Hide Ads