Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengaku akan memanggil pihak Shopee. Hal itu berkaitan dengan ramainya tagar #SellerAsingBunuhUMKM yang disebut-sebut sosok di baliknya bernama Mr. Hu.
Teten mengatakan masalah yang menyeret nama Mr. Hu ini serius karena bisa membunuh keberlangsungan UMKM Indonesia. Dia akan memanggil Shopee dalam waktu dekat untuk meminta penjelasan lebih rinci.
"Masalah ini serius dan memukul usaha UMKM. Dalam waktu dekat kami akan dalami fenomena Mr. Hu ini dan akan mengundang pihak Shopee untuk menjelaskan lebih detail," kata Teten kepada detikcom, Rabu (17/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teten belum mengetahui apa yang akan dilakukan ke Shopee untuk mengatasi fenomena Mr. Hu ini. Yang jelas, pihaknya ingin mendalami dulu kasus ini.
"Kita dalami dulu kasusnya karena memang Shopee yang kami ketahui bisa cross border, pintu masuk seller dari China," sebutnya.
Teten menjelaskan sebelum adanya fenomena Mr. Hu, pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menjaga daya saing produk UMKM Indonesia dari asing. Salah satunya dengan menurunkan ambang batas bea masuk barang impor yang tadinya batas harga US$ 75 menjadi US$ 3.
"Dengan penurunan ambang batas tersebut, pemerintah menerapkan tarif pajak impor sebesar 17,5% yang terdiri atas bea masuk 7,5% dan PPN 10% dan PPH 0%. Ini untuk menjaga daya saing produk UMKM, sejauh ini upaya untuk melindungi KUKM sudah dilakukan oleh negara," sebutnya.
Upaya lain yang dilakukan adalah dengan memperkuat kualitas produk Koperasi dan UKM (KUKM) lokal dengan berbagai inkubasi, pelatihan dan pendampingan. Program Bangga Buatan Indonesia (BBI) juga disebut menjadi program nasional yang dijalankan setiap bulan oleh setiap kementerian.
"Program digitalisasi KUKM juga berhasil dengan baik, jumlah KUKM yang on board digital bertambah secara signifikan dari 7 juta menjadi 11,4 juta. Ini selain menjadi strategi untuk bertahan di masa pandemi, tetapi juga mempermudah pasar lokal untuk mendapatkan produk lokal," tuturnya.
Pihaknya juga mengaku telah berkoordinasi dengan menteri terkait untuk menggenjot ekspor produk UMKM dengan mencanangkan program mencetak 500.000 eksportir baru sampai 2030.
"Data dari BPS mencatat pertumbuhan ekspor sektor pertanian masih tumbuh 14,03%. Ini terjadi selama pandemi. Kebijakan ekspor KUKM akan fokus kepada negara tertentu yang mempunyai demand untuk produk-produk Indonesia," tandasnya.
Tonton Video: Pelaku UMKM dan Musisi di Parepare Demo Tolak PPKM