Bulan Depan Beli Mobil Baru Lebih Murah, yang Bekas Gimana?

Bulan Depan Beli Mobil Baru Lebih Murah, yang Bekas Gimana?

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 18 Feb 2021 08:30 WIB
Mobil baru diwacanakan mendapat insentif pembebasan pajak hingga 0 persen. Tapi kebijakan ini dikhawatirkan mengganggu kelangsungan bisnis pedagang mobil bekas.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Mulai Maret 2021, pembelian mobil baru akan lebih murah dari harga normal. Hal itu disebabkan kebijakan pemerintah yang akan memberikan diskon pajak PPnBM untuk mobil segmen ≀ 1.500 cc kategori sedan dan 4x2.

Diskon pajak tersebut dilakukan bertahap sampai Desember 2021. Diskon pajak sebesar 100% dari tarif normal akan diberikan pada tiga bulan pertama, yakni Maret-Mei 2021. Pada periode itu, maka masyarakat yang membeli mobil baru segmen ≀ 1.500 cc kategori sedan dan 4x2 dibebaskan atau tidak dibebankan PPnBm.

Kemudian, pada 3 bulan setelahnya yakni Juni-Agustus 2021, PPnBm tak lagi dibebaskan 100%, tapi hanya dikenakan 50% dari tarif normal. Pada periode terakhir yang berlaku selama 4 bulan yakni September-Desember 2021, pengenaan PPnBm hanya 25% dari tarif normal. Besaran diskon pajak akan dievaluasi efektivitasnya setiap tiga bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer sebagai pedagang mobil bekas mengatakan, pada 3 bulan pertama implementasi kebijakan tersebut, di mana PPnBm mo ≀ 1.500 cc kategori sedan dan 4x2 dibebaskan, maka para pedagang mobil bekas akan mengalami koreksi pendapatan bersih atau profit. Pasalnya, para pedagang mobil bekas juga harus menurunkan harga jual mobil bekas yang sebelumnya dibeli dengan harga normal.

"Di awal-awal penerapan kebijakan PPnBm ini memang ada sedikit ancaman bagi kami pedagang mobil bekas bahwa pada saat nanti mobil baru ada penyesuaian harga, kan kami keburu pegang stok dengan nilai yang lama. Jadi mungkin bisa ada koreksi sedikit harga, ada sedikit koreksi profit," kata Halomoan dalam live d'Rooftalk edisi 'Mobil Murah Harga Corona', Rabu (17/2/2021).

ADVERTISEMENT

Penjualan mobil baru sendiri diprediksi akan naik dengan dibebaskannya PPnBm pada Maret-Mei, dan setelahnya diberikan diskon. Meski begitu, Halomoan optimistis naiknya penjualan mobil baru turut mengerek penjualan mobil bekas. Dengan demikian, volume penjualan mobil bekas akan naik meskipun harganya harus turun.

"Mobil bekas itu mengikuti industri mobil barunya. Kalau industri mobil baru bergerak naik, maka mobil bekas naik juga. Jadi kalau kebijakan ini bisa naikkan volume penjualan mobil baru, saya optimistis di mobil bekas juga naik," urai dia.

Selain itu, menurutnya pada periode Juni-Agustus dan September-Desember, para penjual mobil bekas bisa kembali menyesuaikan harga, karena PPnBm tak lagi dibebaskan sepenuhnya. "Dan pada saat shifting 3 bulan, ya kita harap ada additional profit di sana," tuturnya.

Lanjut halaman berikutnya soal diskon pajak.

Lihat Video: Catat! Skema Diskon PPnBM Mobil Baru

[Gambas:Video 20detik]



Ia mengatakan, penjualan mobil bekas selama tahun 2020 turun sekitar 40%, dan di Januari 2021 ada sedikit pemulihan. Harapannya, dengan kebijakan ini maka penjualan mobil bekas bisa pulih lagi.


"Selama 2020 kemarin kami secara overall turun. Kami hanya 60% dari normal. Mulai 2021 ini sebenarnya kami sudah bisa bermain sebenarnya 70% dari normal. Tapi memang yang terlihat itu masih sangat jauh dari untung. Dengan adanya relaksasi ini kami harap ada kenaikan, ya mungkin bisa 80% dari normal. Sehingga memang balik lagi, di awal implementasi kebijakan ini kami harus ada koreksi, kalau nggak ya nggak jualan. Kita lihat peluang di sini, yaitu volume naik," tutupnya.


Hide Ads