Hendri Kusmayadi sudah 9 tahun bekerja sebagai Marketing Analisis dan Mikro (Mantri) Bank BRI. Selama rentang itu pula ia lebih sering ditempatkan di daerah-daerah pelosok. Dulu ia heran mengapa selalu ditempatkan di daerah yang jauh dari perkotaan, meskipun kini pengalaman itu kini sangat ia syukuri
Pada tahun 2012, saat pertama kali menjadi Mantri, Hendri ditempatkan di Desa Naringgul, di daerah perbatasan antara Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung. Menurut Hendrik, daerah yang punya komoditas utama gula aren ini memiliki geografis pegunungan, jalan yang sangat jelek, hingga jarak antara rumah warga masih berjauhan.
"Di sana pada saat tahun 2012, masih sangat masih di kampung lah, jalan yang jelek, masih banyak pegunungan, antara rumah satu yang lainnya sangatlah berjauhan, cukup menantang sekali pada saat itu," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malahan saya berpikir kenapa ada BRI unit di daerah tersebut, karena medannya sangat luar biasa. Medannya naik gunung, turun gunung, malahan saya sempat harus ke daerah tertentu harus naik rakit, nggak bisa dilewati kendaraan. Cuma setelah berjalannya waktu saya bersyukur bisa ditempatkan di Naringgul," imbuhnya.
Alasannya, ia bisa memberdayakan keluarga petani gula di sana dan mengembangkan potensi tersebut hingga memberikan modal usaha agar usaha mereka tumbuh. Menurut Hendri, ia sampai dianggap keluarga oleh masyarakat di sana.
"Saya bisa memberdayakan kepala keluarga di sana, petani gula, saya bisa mengembangkan potensi mereka dan memberikan modal usaha agar usah mereka tumbuh dan saya juga bisa mendapatkan pengalaman yang luar biasa, pengalaman yang tak ternilai harganya," ujarnya.
![]() |
"BRI di sana diterima kaya keluarga, sampai-sampai saya kan kalau di BRI ada mutasi, ketika mutasi, warga sangat kehilangan dan saya seperti kehilangan, mau gimana lagi itu sudah resiko (dimutasi)," imbuhnya.
Usai 2 tahun ditempatkan di Naringgul, Hendri dimutasi ke Cidaun di wilayah Cianjur Selatan. Jika sebelumnya daerah pegunungan, kini Hendri berhadapan dengan wilayah pesisir pantai. Jika sebelumnya ia membidik nasabah dari kalangan petani, kini ia harus berhadapan dengan nelayan.
"Kalau di Naringgul pegunungan, sekarang pesisir pantai, itu lebih-lebih lagi (medannya), saya bertemu nelayan, meskipun ada juga yang petani. Dari Cidaun dan Naringgul (saya dapat) pengalaman yang banyak, harus melewati sungai, pergi ke pinggir pantai, sampai ibaratnya jatuh bangun, pas hujan sangat licin sekali di daerah itu, 5 tahun di daerah perbatasan," ujarnya.
Barulah di tahun keenam Hendri dimutasi kembali di daerah Cilampeni yang ada di Kecamatan Soreang yang merupakan wilayah pusat Kabupaten bandung. Hendri mengaku kurang cocok dengan daerah perkotaan dan akhirnya dimutasi kembali ke daerah Pasir Jambu, yang meski masih di bawah Bank BRI Cabang Soreang tapi wilayahnya terhitung pinggiran.
![]() |
Di Pasir Jambu ini Hendri bertemu nasabah potensial dari petani muda, yaitu Dede Koswara yang juga ketua Gapoktan Regge Generation untuk membina klaster labu acar. Gapoktan tersebut kini mendapat berbagai bantuan alat mesin dan pertanian (alsintan) hingga program inkubator demplot paprika dari Bank BRI serta Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu dikembangkan menjadi agrowisata kampung labu acar.
"Saya menemukan klaster sesuai anjuran BRI karena kita harus kembali ke desa, kembali ke rumah. Jadi Mantri tuh harus bisa mengembangkan di daerah tertentu, kita harus mengembangkan wilayah tersebut. Qodarullah bertemu A Dede di Desa Cukanggenteng dan membina klaster labu acar," ujarnya.
Dede pernah diundang menjadi narasumber soal petani milenial di salah satu tv swasta hingga berbagai media. Hendri yang pernah mendapatkan penghargaan Mantri berprestasi dan mendapatkan hadiah motor tersebut pun mengaku cukup senang meskipun cukup berada 'di balik layar'. Ia hanya mengaku ikut bangga bisa membantu UMKM mengembangkan usahanya.
"Dengan program klaster dan inkubator BRI, yaitu BRI kembali ke rumah, saya merasa senang, bangga karena bisa membantu UMKM-UMKM kecil di wilayah ini untuk mengembangkan usahanya, dengan pinjaman-pinjaman yang sangat mudah dan berbunga rendah, yaitu KUR BRI," ujarnya.
"Ada juga program Kupedes BRI, petani di Cukanggenteng sangat senang dengan produk itu, meningkatkan lah kesejahteraan UMKM-UMKM di Desa Cukanggenteng, apalagi di masa pandemi seperti ini," pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.
(prf/ara)