Organisasi luar angkasa eropa yaitu European Space Agency (ESA) membuka lowongan astronot untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. ESA berdiri sejak tahun 1975, dan selama berdiri lebih dari 45 tahun, ESA baru membuka 3 kali rekrutmen untuk astronot.
Astronot ESA Samantha Cristoforetti yang merupakan salah satu kru luar angkasa ESA mengatakan, persyaratan dasar untuk melamar ialah memiliki gelar sarjana atau setara dalam ilmu pengetahuan alam (science), teknik, atau kedokteran, serta memiliki setidaknya pengalaman 3 tahun sebagai profesional dalam bidang terkait.
Kemudian, kandidat juga harus memiliki berbagai kemampuan dan mau belajar. "Sebenarnya kita mencari orang yang punya semangat untuk belajar. Anda tidak harus punya kemampuan khusus dalam 1 hal, atau punya kemampuan terbaik dalam 1 hal, tapi dia perlu setidaknya memiliki banyak kemampuan mulai dari kemampuan mekanik, mengoperasikan mesin-mesin yang kompleks, melakukan eksperimen," kata Cristoforetti dilansir dari CNN, Rabu (24/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, kandidat juga harus terbiasa berolahraga untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat dan kuat selama bertugas di luar angkasa.
Cristoforetti menerangkan, nantinya astronot ESA akan bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS). Ia mengatakan, sebagian besar ISS adalah laboratorium dengan nol gravitasi atau tanpa beban. Di sana, para astronot bertugas melakukan eksperimen, penelitian dan riset, merawat mesin-mesin laboratorium, dan sebagainya.
"Saya juga mengurus kargo, mulai dari bongkar muat. Saya juga mengurus pertukaran rekan-rekan astronot saya, saya mengurus lengan robot atau robotic arm, dan berbagai tugas lainnya," urainya.
Kandidat harus memiliki tinggi minimal 153-190 cm, memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang fasih, dan juga berusia 27-37 tahun.
Ia mengatakan, ESA memang tidak sering membuka rekrutmen untuk posisi astronot. Pasalnya, para astronot yang telah direkrut harus diberikan kesempatan terbang ke luar angkasa dan menjalankan berbagai misi.
Cristoforetti mengungkapkan, rekrutmen tahun ini akan berbeda, pasalnya ESA membuka peluang untuk penyandang disabilitas fisik melamar sebagai astronot.
"Kami akan melihat perubahan apa saja yang diperlukan ketika mempekerjakan astronot yang merupakan penyandang disabilitas. Kembali lagi, sebenarnya kita pun tidak ditakdirkan untuk terbang ke luar angkasa, dan yang membuat berbeda adalah teknologi. Jadi kita harus beradaptasi dengan teknologi, sehingga orang-orang dengan disabilitas fisik bisa menjadi astronot, bisa menjadi kru luar angkasa seperti orang-orang lain," tutur dia.
Selain itu, ESA juga berharap lebih banyak perempuan yang melamar sebagai astronot, melihat di tahun 2009 hanya 16% pelamar perempuan dari total seluruh pelamar.
"Kami percaya banyak perempuan di luar sana yang memiliki kemampuan, keberanian, dan kepercayaan diri untuk melamar sebagai astronot di ESA." katanya.
Cristoforetti sendiri adalah astronot perempuan pertama di ESA, dan juga perempuan asal Italia pertama yang menjadi astronot. Ia juga memegang rekor sebagai astronot dengan misi terlama di luar angkasa di antara para astronot Eropa, dengan lama misi 199 hari dan 16 jam.
Berdasarkan informasi dari situs resmi ESA, pendaftaran rekrutmen astronot akan dibuka pada 31 Maret mendatang, dan ditutup pada 28 Mei. Proses seleksinya ada 6 tahap yang akan berlangsung hingga Oktober 2022.
Lihat juga Video: NASA akan Mendaratkan Wanita Pertama di Bulan Tahun 2024