Jakarta -
Siapa tak kenal Ratu Elizabeth II? Wanita berusia 94 tahun itu adalah Ratu Kerajaan Inggris (termasuk Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara) yang paling lama mempertahankan takhta tersebut dalam sejarah, tepatnya selama 69 tahun. Elizabeth II dinobatkan pada 6 Februari 1952.
Ia bahkan melampaui rekor nenek buyutnya yakni Ratu Victoria yang memegang takhta selama 63 tahun 216 hari, yakni sejak 20 Juni 1837 sampai 22 Januari 1901.
Dilansir dari Historia, Kamis (25/2/2021), Elizabeth II adalah ratu yang dikenal dengan minat yang serius pada urusan pemerintahan dan politik, terlepas dari tugas seremonialnya. Ia juga telah memberikan banyak perubahan ke arah modern terhadap aspek-aspek monarki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, perjuangannya memperoleh penilaian-penilaian baik terhadap dirinya itu tidaklah mudah. Untuk berada pada posisinya sekarang ada kisah jatuh-bangun di baliknya. Bahkan, sejak kecil, sebelum mengetahui dirinya akan menjadi Ratu Kerajaan Inggris, ia sudah melalui persoalan yang rumit.
Elizabeth II bukanlah pewaris takhta yang sesuai jika melihat garis keturunan. Kakeknya, yakni Raja George V sebenarnya mewariskan takhta kepada pamannya, Edward VIII yang merupakan anak sulung George V. Oleh sebab itu, seharusnya yang mewariskan takhta Kerajaan Inggris adalah anak dari Edward VIII.
Edward VIII kemudian memegang takhta sebagai Raja Kerajaan Inggris sejak 20 Januari 1936. Namun, Edward VIII mengundurkan diri pada 11 Desember 1936. Ia hanya menjabat selama 10 bulan 11 hari. Edward VIII mengundurkan diri demi menikahi seorang janda asal Amerika Serikat (AS), Wallis Simpson.
Akhirnya, ayah Elizabeth II yakni George VI yang merupakan adik dari Edward VIII harus naik takhta sebagai Raja Inggris. Kala itu, Elizabeth II yang masih berusia 10 tahun langsung mengalami perubahan drastis, dan tak bisa lagi menikmati masa kecil layaknya anak-anak pada umumnya.
Dengan naiknya sang ayah sebagai Raja Inggris, otomatis Elizabeth II sebagai putri sulung harus menjadi pewaris takhta. Oleh sebab itu, sejak kecil proses pendidikan dan pergaulan Elizabeth II langsung menjadi sorotan kerajaan, dan diatur sedemikian rupa.
Lilibet, panggilan untuk Elizabeth II dari keluarganya harus sekolah dengan tutor pribadi. Ia tak bisa bersekolah dengan anak-anak lain pada umumnya. Sejak kecil, ia sudah diajarkan etiket kerajaan dan dasar hukum monarki. Ia juga belajar musik, dan belajar berbicara bahasa Prancis dengan lancar.
Dari didikan ibunya, Ibu Suri Ratu Elizabeth (Queen Elizabeth The Queen Mother), Elizabeth II tumbuh menjadi umat Kristen yang taat.
Elizabeth II sendiri sangat hobi berkuda. Sebagai ratu, dia memelihara banyak kuda pacu ras murni dan sering menghadiri acara balap dan pembiakan kuda pacu. Keterikatan Elizabeth yang terkenal dengan corgis Pembroke Welsh juga dimulai sejak masa kanak-kanak, dan dia memiliki lebih dari 30 ekor kuda corgis selama masa pemerintahannya.
Lihat juga Video: Ratu Elizabeth II dan Suami Sudah Disuntik Vaksin Corona
[Gambas:Video 20detik]
Beranjak dewasa, Elizabeth II dan sang adiknya, Margaret menghabiskan sebagian besar masa mudanya pada Perang Dunia II dan hidup terpisah dari orang tua mereka di Royal Lodge di Kastil Windsor, sebuah benteng abad pertengahan di luar London. Pada tahun 1942, Raja mengangkat Elizabeth II sebagai kolonel kehormatan di 500 Pengawal Grenadier, resimen Tentara Kerajaan.
Dua tahun kemudian, Raja menamainya sebagai anggota Dewan Penasihat dan Dewan Negara, sehingga memungkinkan Elizabeth II untuk bertindak atas namanya ketika berada di luar negeri.
Pada tahun 1947, segera setelah keluarga kerajaan kembali dari kunjungan resmi ke Afrika Selatan dan Rhodesia, mereka mengumumkan pertunangan Elizabeth II dengan Pangeran Philip dari Yunani yang seorang letnan di Royal Navy atau Angkatan Laut Kerajaan.
Banyak orang di lingkaran kerajaan memandang Philip sebagai pasangan yang tak cocok karena bukan orang kaya dan memiliki darah asing (Jerman) untuk Elizabeth. Meski begitu, Elizabeth sangat mencintai Philip dan setuju untuk menikahinya. Ia dan Philip menikah pada 20 November 1947 di Gereja Westminster Abbey. Mereka dikaruniai Pangeran Charles pada tahun 1948, dan Putri Anne pada tahun 1950.
Pada tahun 1951, Raja George VI menugaskan Elizabeth untuk menggantikannya melakukan perjalanan kerajaan ke negara-negara persemakmuran Inggris. Kala itu, Raja George VI sedang sakit, dan kondisinya tak kunjung membaik. Kemudian, Elizabeth yang ditemani Philip mengelilingi Australia, Selandia Baru, dan singgah di Kenya pada 6 Februari 1952.
Pada hari itu juga, Raja George VI meninggal karena kanker paru-paru pada usia 56 tahun. Elizabeth yang masih jauh dari rumah harus menerima kenyataan pahit, di mana sang ayah menutup mata.
Otomatis, Elizabeth naik takhta di usia 25 tahun. Ia menjadi wanita keenam dalam sejarah yang naik takhta Inggris pada usia tersebut. Pada 2 Juni 1953, Elizabeth dinobatkan resmi di Westminster Abbey.
Ia berulang kali mengalami pergantian Perdana Menteri sejak awal memegang takhta. Perdana Menteri pertamanya adalah Winston Churchill, sosok pahlawan di Perang Dunia II di mata warga Inggris.
Pada tahun 1960, Elizabeth melahirkan putra ketiga yakni Andrew. Lalu, ia melahirkan putra keempat yakni Edward pada tahun 1964. Pada tahun 1968, Charles secara resmi dinobatkan sebagai Pangeran Wales, menandai kedatangannya dan awal dari periode yang lama sebagai pewaris takhta Kerajaan Inggris.
Ketika anaknya beranjak dewasa, Elizabeth harus mengalami begitu banyak skandal. Mulai dari Pangeran Charles dan Lady Diana yang berpisah, begitu juga dengan Pangeran Andrew dan istrinya, Sarah Ferguson. Lalu, Putri Anne dan suaminya, Mark Phillips juga bercerai.
Setelah Charles dan Diana bercerai pada tahun 1996, Diana tetap sangat populer di Inggris dan mancanegara. Diana adalah sosok Putri Rakyat karena telah mencuri hati banyak orang. Tak heran kematiannya yang tragis pada 1997 memberikan luka mendalam dan juga amarah pada keluarga kerajaan karena dinilai telah memperlakukan Diana dengan buruk, terutama Pangeran Charles yang dilaporkan telah lama memiliki hubungan tersembunyi dengan Camilla Parker Bowles.
Meski begitu, Elizabeth yang selama beberapa waktu menutup dirinya dan keluarganya di Kastil Balmoral, akhirnya memilih kembali ke London dan berpidato di depan televisi untuk mengenang kepergian Diana. Ia juga memerintahkan bendera Kerajaan Inggris (Union Jack) dikibarkan setengah tiang di Istana Buckingham.
Kembali ke tahun 1992, Kastil Windsor terjadi kebakaran hebat. Kemudian, kastil itu diperbaiki dengan uang negara yang memicu kemarahan publik. Warga Inggris menilai tidak adil uang negara digunakan untuk perbaikan kediaman kerajaan.
Untuk meredam amarah publik, Elizabeth setuju untuk membayar pajak atas pendapatan pribadinya. Padahal, hal itu tidak diwajibkan oleh hukum Inggris, meskipun beberapa raja sebelumnya telah melakukannya juga.
Pada saat itu, kekayaan pribadinya diperkirakan mencapai US$ 11,7 miliar. Dalam upaya modernisasi lainnya, Elizabeth juga setuju untuk membuka kamar negara di Istana Buckingham untuk umum dengan biaya masuk saat dia tidak berada di sana.
Pada tahun 2002, Elizabeth memperoleh penghargaan 50 tahun memegang takhta Kerajaan Inggris. Peringatan itu dinamakan Golden Jubilee. Sayangnya, pada 9 Februari 2002, Putri Margaret, adik Elizabeth meninggal dunia. Akan tetapi, kesedihannya tak berhenti di situ, karena tak sampai 2 bulan, atau tepatnya pada 30 Maret 2002, ibunya, Queen Elizabeth The Queen Mother juga menutup mata.
Pada tahun 2005, Elizabeth memberikan persetujuannya pada pernikahan Pangeran Charles dengan cinta lamanya, Camilla Parker Bowles. Tak disangka, Elizabeth menerima dukungan publik atas keputusan kontroversialnya itu.
Kini, Elizabeth telah dikaruniai 9 cicit. Dilansir dari BBC, Elizabeth kini hanya beraktivitas di Kastil Windsor dengan jumlah pekerja yang dikurangi untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Namun, Philip dikabarkan sedang menjalani perawatan di rumah sakit King Edward VII di London. Philip dilaporkan mengalami infeksi dan harus menjalani beberapa perawatan di RS. Philip akan menginjak usia 100 tahun pada 10 Juni mendatang.