Pemerintah Hong Kong akan menggelontorkan lebih dari US$ 15,5 miliar atau setara Rp 218,6 triliun (kurs Rp 14.106/US$) untuk keluar dari jerat resesi ekonomi selama dua tahun.
"Hong Kong mengalami kesengsaraan dalam dua tahun terakhir," kata Sekretaris Keuangan Hong Kong, Paul Chan dalam pidato anggarannya pada hari Rabu dilansir CNBC, Kamis (25/2/2021).
"Dengan epidemi yang masih bertahan, ekonomi kita belum keluar dari resesi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonomi Hong Kong telah mengalami kontraksi enam kuartal berturut-turut setelah berjuang melawan berbagai krisis, termasuk perang dagang AS-China yang meningkat pada 2018, protes pro-demokrasi selama berbulan-bulan pada 2019, dan pandemi virus Corona (COVID-19) yang sedang berlangsung.
Selama setahun terakhir, pemerintah negara tersebut telah meningkatkan pengeluaran, sebagian didanai dengan menarik cadangan fiskalnya untuk membantu bisnis dan rumah tangga mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi.
Itu menyebabkan defisit anggaran ke rekor tertinggi 257,6 miliar dolar Hong Kong (US$ 33,2 miliar) pada tahun keuangan saat ini yang berakhir Maret.
Defisit anggaran untuk tahun keuangan mendatang diperkirakan 101,6 miliar dolar Hong Kong (US$ 13,1 miliar). Chan mengumumkan langkah-langkah untuk tahun mendatang mulai April, yaitu sebagai berikut:
- Sekitar 8,4 miliar dolar Hong Kong (US$ 1,1 miliar) untuk pengadaan dan administrasi vaksin COVID-19.
- Sekitar 9,5 miliar dolar Hong Kong (US$ 1,2 miliar) untuk mendukung bisnis, termasuk pengurangan pajak laba dan pembebasan biaya pendaftaran bisnis.
- Untuk individu, termasuk dukungan pengurangan pajak penghasilan, jaminan pinjaman dan voucher konsumsi senilai 5.000 dolar Hong Kong (US$ 645) untuk setiap penduduk yang memenuhi syarat.
- Cadangan fiskal Hong Kong diperkirakan menjadi 902,7 miliar dolar Hong Kong (US$ 116,4 miliar) pada akhir Maret, dan bisa turun menjadi sekitar 801,1 miliar dolar Hong Kong (US$ 103,3 miliar) dalam waktu satu tahun.
Terkait prospek ekonomi, Chan mengatakan akan kembali tumbuh tahun ini. Dia mengatakan PDB diperkirakan meningkat 3,5% menjadi 5,5% tahun ini, dan rata-rata 3,3% setiap tahun dari 2022 hingga 2025.
Namun, dia menekankan bahwa kemajuan pemulihan ekonomi tahun ini akan bergantung pada perkembangan epidemi.
"Mengingat pergerakan lintas batas masyarakat dan aktivitas pariwisata membutuhkan waktu untuk kembali normal, perekonomian masih akan menghadapi tantangan yang signifikan pada paruh pertama tahun ini," ujarnya dalam pidato anggarannya.
Hong Kong sendiri memulai program vaksinasi Covid minggu ini. Pemerintah mengatakan pekan lalu telah membeli total 22,5 juta dosis vaksin COVID.
Dengan populasi sekitar 7,5 juta, Hong Kong telah melaporkan lebih dari 10.890 kasus virus Corona dan 197 kematian hingga Selasa berdasarkan data resmi.
(toy/zlf)