Siapa yang tak mengenal Tolak Angin dari Sido Muncul? Jargonnya 'Orang Pintar Minum Tolak Angin' selalu muncul di berbagai platform mulai dari baleho di jalan-jalan, televisi, hingga media sosial.
Obat herbal pereda masuk angin, perut mual, dan gejala tak enak badan lainnya merupakan produk lokal buatan Sido Muncul yang sudah berdiri sejak 1930.
Sampai kini, Sido Muncul masih bertahan di Indonesia meski sudah diturunkan dari generasi ke generasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CEO PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) Irwan Hidayat membagikan sedikit kiat sukses keluarganya mempertahankan bisnis ini hingga 3 generasi. Kunci utamanya adalah rukun antar saudara.
"Di keluarga saya, orang tua saya, nenek saya terus papa mama saya itu selalu ngajarin, selalu ngomong sampai puasa senin kamis lho, sampai nggak makan daging untuk apa? Dia hanya bilang supaya anaknya rukun," kata Irwan dalam acara Marketeers Hangout 2021 secara virtual, Kamis (25/2/2021).
Menurut keluarga Irwan, rukun antar saudara penting. Bila waktu dihabiskan untuk berantam atau cek cok dengan keluarga, energi bisa terkuras akhirnya tidak fokus mengembangkan bisnis jadi lebih baik lagi.
"Jadi saya dan adik-adik saya nurut saja bahwa logikanya betul gitu kalau kita ribut energi kita habis. Maka itu kita bukan tidak pernah berbeda pendapat tapi kita harus menyadari dengan baik pesannya orang tua saya itu baik. Makanya itu kami itu berusaha, kami berusaha mati-matian untuk tetap rukun karena kesadaran itu," ungkapnya.
Selain itu, opsi go public juga dipilih untuk menghindar dari konflik tadi.
"Salah satunya ya go public," katanya.
Hal itu diamini oleh Mantan Menteri BUMN dan Founder Disway Dahlan Iskan. Meski belum pernah punya perusahaan yang turun temurun seperti Sido Muncul, tapi menurut Dahlan go public adalah opsi paling bijak untuk mempertahankan sebuah bisnis.
"Tetapi kalau secara modern kan orang sudah tau, ya go public, go public adalah cara terbaik untuk exit dari persoalan-persoalan keluarga dan itu dilakukan pak Irwan saya lihat kenapa go public tahun lalu atau dua tahun yang lalu, saya tidak tahu apakah karena itu tapi itulah salah satu cara yang terpenting sebuah perusahaan besar milik keluarga untuk mencari jalan keluar agar eksis ke depannya lebih mudah," katanya.
"Dengan go public maka transaksi, value, berapa harga, profesionalisme itu semua ada, jadi kalau misalnya bertengkar, bertengkarnya diselesaikan lewat saham, jadi tidak orang lagi, jadi tidak ada lagi perasaan tapi perasaan saham, kan saham nggak punya perusahaan, karena orang diwakili oleh saham," timpalnya.
Simak juga Video: Jonan Mundur dari Komisaris Sido Muncul, Ada Apa?