Setahun Corona, Hotel dan Restoran Masih 'Berdarah-darah'

Setahun Corona, Hotel dan Restoran Masih 'Berdarah-darah'

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 02 Mar 2021 18:08 WIB
ilustrasi kamar hotel
Ilustrasi/Foto: Thinkstock
Jakarta -

Genap setahun Corona menginfeksi Indonesia. Berbagai sektor ikut kena imbasnya, sebagian sudah mulai merasakan pemulihan, namun sebagian lainnya masih berdarah-darah.

Terutama bagi bisnis hotel dan restoran. Banyak yang masih tutup, ada juga yang sudah beroperasi namun tetap dirundung kerugian.

"Belum ada pemulihan, status kita sekarang bukan pemulihan tapi masih dalam status kita berusaha untuk bertahan, karena selama 12 bulan yang kita perhatikan sejak pandemi tahun lalu, itu kondisi okupansi itu ada perbaikan tapi jauh dari rata-rata, ditambah lagi nilai jual juga turun," ujar Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kepada detikcom, Selasa (2/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rata-rata okupansi hotel dan restoran hingga tutup tahun 2020 hanya mentok di rata-rata 34%. Okupansi itu masih membuat para pelaku hotel dan restoran rugi.

"Berarti masih minus sekitar 20%-an, untuk bertahan kita melakukan berbagai efisiensi, mulai dari sisi tenaga kerja maupun cost lain seperti listrik dan lain-lain," terangnya.

ADVERTISEMENT

Meski kini pemerintah sudah melonggarkan aturan pembatasan gerak manusia dan aktivitas bisnis dengan PPKM Mikro, akan tetapi, menurut Maulana belum banyak membawa perubahan bagi sektor ini terutama hotel.

"Kalau di hotel itu tetap bukan situasi yang mudah, karena apa, karena Januari-Maret ini masuknya masih low season, kalau kita perhatikan, biasanya yang bergerak agak cukup besar itu saat liburan yaitu lebaran, natal tahun baru dan libur sekolah, kalau Januari-Maret ini business trip biasanya, tapi ini kan masih cukup rendah," katanya.

Untuk berharap pulih di tahun 2021 ini pun masih agak sulit menurutnya.

"Kalau ditanyakan outlook-nya 2021 tentu siapapun pelaku usaha masih melihat itu masih gelap ya, karena apa, yang namanya sektor pariwisata itu butuh pergerakan orang, sementara pandemi itu, untuk mengatasinya ya dengan menahan pergerakan, kita juga tidak tau sampai kapan pandemi ini akan berlangsung, walaupun ada vaksin juga prosesnya masih panjang," imbuhnya.

Hal serupa disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) sekaligus Founder De Solo Boutique Hotel and Restaurant, Sudrajat.

"Sampai saat ini belum ada geliat yang berarti, memang ada yang sedikit naik khususnya di restoran-restoran, tetapi ya hanya 10%-an, tetapi itu yang selama ini masih buka, yang tutup itu kan masih banyak jumlahnya jauh lebih besar," ungkapnya.

Ia pun menaruh harapan yang besar para program vaksinasi agar geliat terhadap kedua sektor itu bisa muncul kembali.

"Harapannya vaksin bisa cepat disebarkan, cepat dilakukan karena ini kan pandemi sudah menyebar, susah dilakukan lockdown juga, jadi ya harapannya itu ke vaksin dan masyarakat bisa lebih disiplin," ucapnya.

Simak juga video 'Satgas: 85% Kematian Covid-19 di Indonesia Pengidap Komorbid':

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Hide Ads