Sektor UMKM Sumbang PDRB Tertinggi di Bantul

Sektor UMKM Sumbang PDRB Tertinggi di Bantul

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Kamis, 04 Mar 2021 15:52 WIB
Bantul terkenal sebagai salah satu pusat industri kerajinan di Yogyakarta. Saat berkunjung ke Bantul, pastikan untuk melihat indahnya ragam bentuk gerabah di Kasongan, Kecamatan Kasihan.
Foto: Rifkianto Nugroho
Bantul -

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ternyata memberikan sumbangan yang tak sedikit untuk pendapatan domestik Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kepala Dinas UMKM Bantul, Agus Sulistiyana mengatakan, berdasarkan data BPS tahun 2019 UMKM menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domistik Regional Bruto (PDRB).

Adapun nilai kontribusi sektor UMKM terhadap PDBR yaitu sebesar 15,18 persen. Diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta penyedia akomodasi dan makan minum dengan nilai masing-masing sebesar 13,07 persen dan 11,92 persen.

"Sebetulnya untuk UMKM itu memberikan presentasi yang besar terhadap PDRB di Bantul. Keseluruhan UMKM itu ada 15,18 persen yang menempati urutan pertama dan tertinggi di Bantul. Kalau dulu adalah pertanian dan sekarang sudah berganti menjadi UMKM," ujarnya kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agus menjelaskan, menurut data sensus ekonomi tahun 2016, setidaknya ada 141 ribu lebih pelaku UMKM yang ada di Bantul, dengan jumlah usaha mikro 128 ribu. UMKM tersebut bergerak di bidang industri kerajinan hingga kuliner. Dengan memiliki beragam UMKM, terutama di sektor industri kreatif yang menjadi unggulan, Bantul pernah dinobatkan sebagai 1 dari 15 Kabupaten/Kota Kreatif di Indonesia.

"Di Bantul itu UMKM ada banyak sekali, berdasarkan sensus ekonomi 2016 itu ada 141.000 lebih UMKM dan yang mikro ada sekitar 128.000. Memang pada saat tim kami melakukan pendataan pada akhir 2019 kemarin baru ketemu 49.000," paparnya.

ADVERTISEMENT

"Memang jenis-jenisnya banyak sekali bahkan Bantul ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai kabupaten kreatif jadi ada UMKM craft, kuliner, dan di-support dengan pariwisatanya," tambahnya.

Melihat besarnya potensi dan peran UMKM terhadap perekonomian, Agus menyebut dukungan dari pemerintah sangat diperlukan. Oleh karena itu, dirinya mengatakan saat ini Pemda Bantul tengah berupaya mendorong pengembangan sektor UMKM, salah satunya melalui pelatihan dan pendampingan untuk menaikkan kualitas SDM dan produk agar UMKM di Bantul bisa bersaing di pasar nasional maupun global.

Kasongan terkenal sebagai sentra kerajinan gerabah atau keramik. Gerabah khas kasongan tidak hanya diminati di dalam negeri, tapi juga laku di pasar Asia dan Eropa.Kasongan terkenal sebagai sentra kerajinan gerabah atau keramik. Gerabah khas kasongan tidak hanya diminati di dalam negeri, tapi juga laku di pasar Asia dan Eropa. Foto: Rifkianto Nugroho

"Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul melakukan beberapa strategi untuk menumbuhkan dan mengembangkan UMKM. Untuk menumbuhkan, bagi masyarakat yang ada peluang didorong untuk menjadi UMKM melalui pelatihan. Kemudian untuk perkembangan kami lebih menaikkan kelas dari UMKM baik dari sisi tenaga kerja, kualitas produk, dan pemasaran," jelasnya.

Selain pelatihan, diungkapkan Agus bantuan yang diberikan juga berupa modal yang disalurkan melalui koperasi. Bantuan ini dimaksudkan agar UMKM bisa tetap bertahan dan bertumbuh lebih baik. Terlebih di situasi seperti sekarang ini,i mengingat adanya pandemi Corona membuat perekonomian Indonesia menjadi lesu dan berdampak pada sektor UMKM yang ikut terpuruk.
"Di saat pandemi ini kami ada perisai untuk UMKM, yakni perisai berdaya. Ketika ada banyak UMKM yang jatuh kita berikan pendampingan salah satunya UMKM yang bergabung dalam koperasi kita berikan bantuan modal Rp 25 juta ke koperasinya. Kemarin ada 18 koperasi yang kita berikan," tutur.

Agus menyampaikan, dalam mendorong sektor UMKM agar bisa bangkit dan berkembang, pihaknya tidak sendirian, melainkan turut menggandeng berbagai perusahaan, salah satunya perusahaan perbankan seperti BRI.

Penjual gerabah di BantulPenjual gerabah di Bantul Foto: Inkana Putri/detikcom

"Anggaran yang ada di Bantul untuk mensejahterakan masyarakat di Bantul hanya 18 persen dari keseluruhan APDB. Kemudian Pemda mengambil inisiasi untuk bermitra dengan siapapun termasuk perbankan untuk membina UMKM di Bantul," paparnya.

Di sisi lain, Manager Bisnis Mikro BRI Bantul, Joko Wahyudiarto menyampaikan, pihaknya siap memberikan bantuan, baik berupa bantuan permodalan hingga pendampingan. Hal ini bertujuan untuk membantu pelaku UMKM di Bantul agar bangkit dan berkembang sehingga mendongkrak pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional.

"Kami berharap untuk UMKM baik yang merupakan binaan BRI maupun binaan Dinas Koperasi UMKM Bantul terus berkembang sehingga pemulihan ekonomi nasional segera dapat ditingkatkan lagi," pungkasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.




(prf/hns)

Hide Ads