Menata(p) Masa Depan Perikanan Budi Daya Indonesia

Kolom

Menata(p) Masa Depan Perikanan Budi Daya Indonesia

Sakti Wahyu Trenggono - detikFinance
Senin, 08 Mar 2021 07:56 WIB
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono/Foto: KKP

Selain tiga ini, ada komoditas lain yang juga diminati pasar perikanan dunia. Adalah rajungan-kepiting, yang pengembangannya untuk dibudidayakan tengah kami seriusi. Nilai ekspor rajungan-kepiting di pasar dunia pada tahun 2019 mencapai US$ 4,1 miliar. Menempati posisi kelima dunia sebagai produk perikanan bernilai tinggi. Sedangkan nilai ekspor rajungan-kepiting Indonesia sebesar US$ 366,6 juta.

Melihat data-data di atas, tak ada cara lain, untuk menggarap potensi pasar dari komoditas unggulan tersebut diperlukan peningkatan volume dan kualitas
produk guna menambah daya saingnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Benar kita punya pekerjaan rumah di bidang ini. Misalnya soal infrastruktur tambak yang belum sesuai standar yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas air hingga menimbulkan penyakit pada udang. Kemudian persoalan pakan, di mana bahan baku pembuatannya masih harus impor sehingga ongkos produksi menjadi tinggi. Namun yang perlu dicatat, kita juga punya kelebihan mulai dari potensi lahan, kondisi alam yang cocok untuk budi daya udang, hingga banyaknya sumber daya manusia.

Untuk itu, kita perlu menyempurnakan tata kelola budi daya udang yang selama ini berjalan. Orientasinya bukan pada luasan tambak yang berhasil dibuka, tapi produktivitas dan kualitas udang yang dihasilkan dari tambak yang beroperasi.

ADVERTISEMENT

Di sinilah dibutuhkan peran hasil riset sebagai acuan pengelolaan tambak. Sebab target kegiatan ini bukan sebatas nilai-nilai rupiah tapi juga usaha yang berkelanjutan yang berarti kelestarian lingkungan harus ikut dijaga.

KKP sudah menyiapkan skema untuk budi daya udang ini, salah satunya dengan membangun shrimp estate. Mengenai lokasi termasuk perencanaan bisnis yang akan dipakai sedang dimatangkan oleh tim di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB). Pembangunan ini merupakan Pilot Project, dan bila berhasil siap diduplikasi ke daerah-daerah lain di Indonesia.

Kemudian mengenai rumput laut. Sejatinya, angka ekspor rumput laut bisa lebih banyak sebab Indonesia termasuk jajaran negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Untuk pengembangan rumput laut ini, KKP siap membangun kampung-kampung rumput guna peningkatan kualitas dan daya saing produk. Lokasi, model dan perencanaan bisnisnya juga tengah dimatangkan oleh DJPB.

Ke depan, budidaya lobster juga akan kami genjot produktivitasnya. Benur yang ditangkap oleh nelayan, seutuhnya untuk kebutuhan budidaya lobster di dalam negeri. Unit Pelayanan Teknis (UPT) milik KKP akan siap membeli benur yang ditangkap nelayan di wilayah ditentukan. Untuk memudahkan ketelusuran, para nelayan akan diberikan smart card agar mudah mengetahui asal daerah tangkapannya.

Selain itu, kampung-kampung lobster juga akan dibangun sebagai bentuk implementasi dari program pengembangan budidaya biota laut yang satu ini. Dan yang tak kalah penting, tindakan tegas siap diambil kepada para penyelundup benih bening lobster yang selama ini merugikan negara dan pembudidaya di Indonesia. KKP bersama TNI AL dan Polri sudah sepakat memerangi praktik penyelundupan benur ini.

Kesolidan Tim

Saya menyadari, tugas yang diemban oleh KKP lumayan berat. Targetnya begitu besar untuk mengoptimalkan potensi sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia yang bisa dikatakan selama ini dalam keadaan 'setengah tidur'.

Itulah sebabnya, saya minta tim KKP bahu-membahu mewujudkan mimpi besar menjadikan perikanan budidaya sebagai mesin ekonomi baru sektor kelautan dan perikanan. Bagi saya, kemajuan perikanan budidaya terealisasi karena adanya tim yang solid. Untuk itu perlu diwujudkan 'Superteam', bukan 'Superman'.

Kebangkitan ekonomi global dan nasional di tengah upaya pemulihan masa pandemi, tentu saja menjadi harapan baru yang harus disambut dengan optimis oleh kalangan pelaku usaha Indonesia.

Terobosan yang dilakukan KKP dalam menata sektor budi daya perikanan diharapkan memberi ruang bagi tumbuh berkembangnya pelaku usaha domestik. Momentum yang dibangun KKP ini perlu dimanfaatkan secara maksimal melalui pengembangan inovasi dan kreativitas di kalangan pengusaha.

Selain itu juga diharapkan dukungan dari pemerintah daerah, dan stakeholder perikanan lainnya. Hasil akhir dari kerja keras yang kita jalani bersama nantinya tentu bukan untuk KKP, tapi demi kejayaan negeri kita tercinta.

*) Penulis merupakan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sakti Wahyu Trenggono.


(ara/ara)

Hide Ads