CEO Boeing David Calhoun menolak gaji dan bonus kinerja di tahun lalu. Meski begitu dia masih menerima keuntungan dari saham yang mendorong perkiraan nilai kompensasinya menjadi lebih dari US$ 21 juta atau setara Rp 300 miliar (kurs Rp 14.300).
Dilansir New York Post, Senin (8/3/2021), 2020 merupakan tahun yang berat baru bagi Boeing. Raksasa kedirgantaraan itu menghadapi berbagai cobaan mulai dari dua kecelakaan mematikan yang melibatkan pesawat 737 Max dan penurunan permintaan pesawat karena pandemi.
Boeing kehilangan hampir US$ 12 miliar dan mengumumkan rencana untuk melakukan PHK terhadap 30.000 karyawannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calhoun, yang menjadi CEO Boeing pada Januari 2020 menerima gaji US$ 269.231. Pada Maret 2020 dia mulai menolak gajinya itu.
Dia juga mendapat US$ 289.715 dalam kompensasi lain, sebagian besar tunjangan seperti penggunaan pesawat perusahaan, tunjangan pensiun, dan biaya keamanan rumah.
Perusahaan mengatakan, Calhoun menyerahkan sekitar US$ 3,6 juta dengan menolak sebagian besar gajinya dan bonus US$ 2,5 juta.
Tetapi sebagian besar kompensasi Calhoun yang dinilai oleh Boeing lebih dari US$ 20 juta, datang dalam bentuk keuntungan saham yang akan diberikan dalam beberapa tahun ke depan. Asalkan dia tetap menjadi CEO.
Hibah tersebut termasuk saham senilai US$ 7 juta untuk upaya pengembalian seri Max dalam layanan penerbangan, saham senilai US$ 10 juta untuk mengkompensasi gaji yang ditinggalkannya pada pekerjaan sebelumnya di The Blackstone Group, dan US$ 3,5 juta sebagai insentif jangka panjang.
Calhoun adalah anggota lama dewan direksi Boeing sebelum diangkat menjadi CEO setelah pemecatan Dennis Muilenburg pada Desember 2019.
(das/ara)