Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Februari 2021 sebesar US$ 15,27 miliar. Angka ini naik 8,56% dibandingkan posisi tahun lalu (year on year/yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan negara tujuan ekspor pertama Indonesia adalah Taiwan dengan nilai US$ 217,4 juta, disusul Amerika Serikat (AS) US$ 186,7 juta.
"Kemudian Swiss US$ 37,5 juta, Belanda US$ 37 juta dan Turki US$ 36,8 juta," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (15/3/2021).
Adapun pangsa ekspor non migas Indonesia terbesar masih dikuasai oleh China yakni mencapai 20,5%. Kemudian AS 12,92%, Jepang 8,35%.
Kemudianuntuk negara yang paling banyak mengalami penurunan ekspor adalah India dengan penurunan sebesar US$ 178 juta. Namun secara tahunan ekspor Indonesia tercatat naik untuk ekspor migas 6,9% dan ekspor non migas naik 8,67%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara penurunan ekspor secara bulanan atau month to month (mtm) dipengaruhi adanya penurunan ekspor migas sebesar 2,63% mtm dan penurunan tipis ekspor non migas sebesar 0,04% mtm.
Kemudian diikuti penurunan impor ke China US$ 96,2 juta, Spanyol US$ 75,5 juta, Myanmar US$ 52,8 miliar, dan Singapura US$ 49,7 miliar.
"Penurunan impor terbesar ke India terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati, penurunan ekspor besi baja, dan bahan bakar mineral," tambah dia.
Simak juga video 'KKP Bakal Tingkatkan Ekspor Udang ke AS dan China Hingga 250%':