Ekonomi RI Terancam Gagal Balik ke 5%, Begini Skenarionya

Ekonomi RI Terancam Gagal Balik ke 5%, Begini Skenarionya

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 18 Mar 2021 05:46 WIB
Pelabuhan Patimban ditargetkan siap layani kegiatan ekspor-impor mulai Desember 2020 mendatang. Pembangunan pelabuhan itu terus dikebut agar dapat penuhi target
Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI

Gubernur BI Perry Warjiyo memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di 2021 mencapai 4,3-5,3%. Angka itu turun dari perkiraan sebelumnya.

"Untuk keseluruhan tahun 2021, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3%-5,3%, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada kisaran 4,8-5,8% sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2020," tuturnya dalam pengumuman hasil RDP Bulanan secara virtual, Kamis (18/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu dia meyakini implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diprakirakan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan.

Pada triwulan IV 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar 2,19%, terutama karena masih lemahnya konsumsi swasta dan investasi bangunan sebagai dampak masih terbatasnya mobilitas akibat pandemi COVID-19.

ADVERTISEMENT

"Meskipun lebih rendah dari perkiraan, ekonomi pada triwulan IV-2020 membaik dengan kontraksi yang lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3,49% (yoy). Secara keseluruhan tahun 2020 ekonomi terkontraksi 2,07%," tambahnya.

Ke depan, Perry yakin perbaikan ekonomi domestik diperkirakan akan berlanjut sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan akselerasi program vaksin nasional oleh Pemerintah.

Perbaikan kinerja ekspor juga diyakini terus berlanjut pada beberapa komoditas, seperti CPO, batu bara dan besi baja, serta sejumlah produk manufaktur seperti kimia organik, kendaraan bermotor, dan alas kaki, yang kemudian akan mendorong kinerja sektoral.

"Perbaikan kinerja ekspor tercatat di sejumlah wilayah, khususnya Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua), Jawa, dan Sumatera. Sementara itu, untuk mendorong masih lemahnya permintaan domestik, sinergi kebijakan ekonomi nasional terus diperkuat," tutupnya.


(toy/zlf)

Hide Ads