Eks Karyawan Kantoran Jadi Peternak Udang, Sekali Panen Rp 1 Miliar

Terpopuler Sepekan

Eks Karyawan Kantoran Jadi Peternak Udang, Sekali Panen Rp 1 Miliar

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 20 Mar 2021 15:15 WIB
Budi daya udang Panama belum banyak digeluti kalangan petambak. Meski berpotensi peroleh untung tinggi, budi daya udang ini juga punya risiko gagal cukup tinggi
Foto: Imam Suripto/Detikcom
Jakarta -

Satu lagi pekerja kantoran yang banting setir berhasil meraih sukses. Yeni Rahayu, seorang mantan pekerja kantoran di Cirebon kini menggeluti usaha budi daya udang vaname. Dia memutuskan untuk berhenti bekerja kantoran dan menjadi pembudidaya udang di tahun 2017 mengikuti usaha keluarganya.

Namun, Yeni tak sekadar jadi pembudidaya udang biasa. Demi mendapat hasil maksimal, ia juga memanfaatkan teknologi. Yup, teknologi internet sudah merambah ke industri perikanan lho.

"Kalau saya sendiri sih sudah 3 tahun (jadi pelaku usaha tambak). Tapi kalau tambak ini sudah ada dari saya kecil, dari usaha keluarga saya sejak saya masih sekolah dasar," ujar Yeni dalam keterangannya ditulis Minggu (14/3/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yeni mengatakan, dirinya menggunakan teknologi internet of things (IoT) dalam menggeluti usahanya ini, yaitu menggunakan aplikasi eFishery. eFishery dikenal atas inovasi yang diciptakan berupa alat pemberi pakan untuk ikan maupun udang dengan berbasis internet.

Dengan alat ini, pembudidaya ikan maupun udang dapat mengintegrasikan sistem pemberian pakan, mulai dari jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang ditebar, hingga pemantauan pertumbuhan hewan di tambak, semua dikelola dengan akurat secara online.

ADVERTISEMENT

Sebagai pelaku usaha akuakultur, Yeni menggunakan alat pemberi pakan pada udang yakni eFisheryFeeder Udang. Menurutnya, eFisheryFeeder Udang ini dapat membuat sistem pemberian pakan pada ternak udangnya menjadi lebih efisien.

"Saya mulai pakai eFishery antara 2017 dan 2018, sejak budidaya udang, dari awal eFishery promosi itu kita pakai. Waktu dan tenaga kerja jadi efisien dan kita bisa mengontrol pengeluaran pakan," kata Yeni.

Melalui alat ini, para pelaku budidaya dapat mengatur jadwal pemberian pakan secara lebih mudah melalui dosis pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan untuk proses pemantauan pemberian pakan, dapat dikendalikan melalui aplikasi yang telah terinstall pada ponsel pintarnya.

"Kita bisa menginstall aplikasi di telepon genggam, ukuran-ukurannya sudah saya hitung semua, tinggal saya klik saja, otomatis per berapa jam itu alatnya hidup semua dan mengeluarkan pakannya," jelasnya.

Menurut Yeni, penghasilan yang diperoleh dari berwirausaha sangat berbeda dengan gaji yang didapatkannya setiap bulan saat masih menjadi pegawai kantoran.

Dengan berbudidaya udang, ia mampu meraup omzet hingga Rp 1 miliar dalam satu kali panen, terutama dengan bantuan teknologi dari eFishery. Penggunaan feeder ini terbukti mampu menurunkan angka FCR (feed conversion rate) dan meningkatkan ADG (average daily growth) sehingga siklus panen menjadi lebih singkat.

Yeni memandang penting untuk mengatur pakan ternak udangnya melalui pemanfaatan eFisheryFeeder Udang. Ia mengatakan, jika pemberian pakan dilakukan secara manual, sebaran pakan menjadi tidak merata dan pakan yang tenggelam dapat menjadi amoniak yang kemudian mencemari air kolam.

Selain Yeni, srikandi yang juga menggunakan teknologi yang sama adalah Mastria, pembudidaya lele, Wanita satu ini telah menekuni usaha tersebut sejak tahun 1998, jauh sebelum menggunakan eFisheryFeeder Ikan. Kehadiran eFisheryFeeder Ikan pun, menurut Mastria, sangat membantu dalam mengefisienkan waktu serta jumlah pakan yang diberikan pada ternak ikan lelenya.

"Biasanya 1 kuintal pakan diberikan langsung sekaligus, tapi dengan alat eFishery pakannya bisa dibagi 4 bagian, jadi ikan nggak terlalu kenyang, tapi kayak ngemil aja. Ini yang membuat ikan nggak mudah terkena penyakit, sementara kalau pakai manual hanya bisa dibagi sampai 2 bagian," pungkasnya.

(eds/eds)

Hide Ads