Berita terpopuler detikFinance Minggu (21/3/2021) datang dari isu liar yang menerpa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pengurus MUI dituding meminta jabatan di badan usaha milik negara (BUMN). Atas kabar tersebut, Kementerian BUMN buka suara.
Berita terpopuler lainnya mengenai harga cabai rawit merah yang sempat mengalami lonjakan harga secara signifikan. Hal itu tentu berdampak bagi masyarakat luas karena cabai termasuk bahan pokok. Apa kira-kira penyebab melambungnya harga cabai?
Tips mengelola tunjangan hari raya (THR) yang belum jelas bakal diberikan penuh oleh perusahaan atau tidak juga menjadi salah satu berita terpopuler detikFinance. Sebab, dapat diketahui bahwa tahun lalu Kementerian Ketenagakerjaan mengizinkan membayar THR dicicil atau ditunda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca berita detikFinance terpopuler berikut ini.
Kementerian Bantah MUI Minta Jatah Komisaris BUMN
Kementerian BUMN membantah adanya permintaan posisi komisaris oleh pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI). Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan hingga hari ini tidak ada permintaan seperti itu.
"Sehubungan dengan ada salah satu berita di sosial media yang kita lihat di salah satu media yang mengatakan bahwa MUI meminta posisi komisaris BUMN, perlu kami sampaikan bahwa kami di Kementerian BUMN sampai hari ini tidak pernah ada permintaan komisaris untuk MUI ataupun pejabat-pejabat di MUI," katanya.
Dia juga menepis permintaan posisi tersebut dikaitkan dengan vaksin AstraZeneca. Sebagaimana diketahui, MUI telah memberi izin penggunaan vaksin tersebut.
"Apalagi berhubungan dengan vaksin AstraZeneca sama lagi tidak ada hubungannya. Dan kita juga tidak ada keterkaitan dengan hal tersebut," ujarnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Harga Cabai Mahal
Harga cabai rawit merah beberapa waktu terakhir memang masih mahal. Harganya berada di kisaran Rp 120 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram. Masalah 'pedasnya' harga komoditas pangan itu selalu berulang setiap tahun. Rasanya seperti masalah abadi yang tidak pernah selesai.
Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar mengungkapkan masalah harga cabai ini sebenarnya terjadi karena persoalan supply dan demand biasa.
"Demandnya cenderung tetap, sementara supply atau produksi rendah, sehingga harga tinggi," kata dia.
Peneliti INDEF Rusli Abdullah mengungkapkan musim hujan dan cuaca yang tak menentu memang menjadi penyebab utama harga cabai rawit yang mahal ini.
Seharusnya Maret ini sudah mulai mereda. Namun sebentar lagi akan disambut dengan bulan Ramadan dan ada kemungkinan harga belum kembali ke normal.
Tips Atur Uang THR
Menurut Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, jika THR yang diterima tidak utuh maka mau tidak mau harus menyesuaikan pengeluaran di lebaran nanti.
"Memang mau nggak mau kita harus mengikuti gaya hidup kita ataupun cara kita berlebaran, ya akhirnya akan mengikuti dana yang kita miliki saat ini," kata dia.
Menurutnya, karyawan tidak memiliki kendali untuk mendapatkan THR seperti yang diinginkan. Tentunya perusahaan memiliki pertimbangan akan mencicilnya atau langsung membayar secara penuh, dengan catatan jika diizinkan pemerintah.
Satu hal yang bisa menjadi kendali si karyawan adalah cara berlebaran. Jika memiliki banyak uang mungkin bisa lebih leluasa dalam merayakan Idul Fitri. Sementara ketika dana terbatas maka harus lebih mengencangkan ikat pinggang.
Misalnya saja, kita harus mulai menimbang-nimbang kembali apakah sebaiknya menunda mudik atau tetap memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman.
(toy/dna)