Siap-siap! Joe Biden Kasih Sinyal Mau Kerek Pajak Nih

Siap-siap! Joe Biden Kasih Sinyal Mau Kerek Pajak Nih

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 24 Mar 2021 13:38 WIB
US President Joe Biden gestures as he speaks on the anniversary of the start of the Covid-19 pandemic, in the East Room of the White House in Washington, DC on March 11, 2021. (Photo by MANDEL NGAN / AFP)
Janet Yellen/Foto: BBC World
Jakarta -

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengatakan ekonomi Negeri Paman Sam masih masuk dalam jurang krisis akibat pandemi COVID-19. Namun, dia mengungkap AS akan meningkatkan infrastruktur hingga pajak

Mengutip dari Reuters, Rabu (24/3/2021) menurut Yellen, rencana pengembangan kenaikan pajak di masa depan dilakukan untuk membayar investasi publik yang baru. Rencana itu pun menuai tanda tanya dari Anggota komite AS.

Mereka menantang Yellen dan Gubernur The Fed, Jerome Powell untuk menyelesaikan masalah-masalah seperti rencana terkait perubahan iklim menjadi regulasi keuangan, dan secara khusus bertanya kepada Yellen tentang bagaimana AS dapat yang tengah dalam krisis mempertimbangkan adanya kenaikan pajak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Yellen, saat ini masalah terbesar AS yakni pengangguran yang membuat banyak pekerjaan juga hilang akibat pandemi COVID-19. Kenaikan pajak dan investasi infrastruktur dianggap mampu membiayai atau menciptakan lapangan kerja.

"Tapi begitu ekonomi kuat kembali, Presiden Biden kemungkinan akan mengusulkan agar kita terlibat dalam rencana jangka panjang untuk mengatasi kekurangan investasi yang sudah berlangsung lama dalam infrastruktur, investasi untuk mengatasi risiko iklim, investasi pada manusia, R&D, manufaktur," jelas Yellen.

ADVERTISEMENT

Salah satu kemungkinan untuk membiayai semua rencana jangka panjang dengan menaikkan tarif pajak perusahaan kembali menjadi 28%. Itu menjadi rencana terbaru dari serangkaian audiensi triwulanan yang diadakan oleh komite untuk membahas ekonomi di tengah pandemi.

Selain itu, sesi tersebut meluas dengan anggota komite yang menanyakan tentang masalah dari peran China di Dana Moneter Internasional (IMF) hingga aturan akuntansi.

Di lingkungan ekonomi yang luas, Powell meremehkan kekhawatiran beberapa anggota parlemen tentang kemungkinan datangnya inflasi karena kebijakan moneter longgar The Fed bertepatan dengan pembukaan kembali ekonomi yang diperkirakan memicu pertumbuhan terkuat sejak 1980-an.

"Kami memiliki alat untuk menghadapinya" jika itu menjadi masalah," kata Powell.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Pengangguran Membeludak, Stimulus 1,9 T Dolar AS Joe Biden Dinanti

[Gambas:Video 20detik]



Pemulihan ekonomi AS berkembang lebih cepat dari yang diharapkan, tetapi masih menghadapi risiko dari pandemi dan potensi inflasi di sisi lain karena dukungan fiskal besar-besaran.

Dalam kesaksian yang dirilis menjelang sidang, Yellen mengulangi pandangan optimistis terkait paket bantuan US$ 1,9 triliun dari pemerintahan Biden yang dapat membuat AS kembali bergeliat tahun depan.

"Saya yakin bahwa orang-orang akan mencapai sisi lain dari pandemi ini dengan dasar kehidupan mereka yang utuh, dan saya yakin mereka akan bertemu di sana dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan, saya pikir kita mungkin melihat kembali ke pekerjaan penuh tahun depan, "kata Yellen.

Tingkat pengangguran AS saat ini sebesar 6,2% jauh di atas level terendah multi-dekade sekitar 3,5% yang dicapai sebelum pandemi.

Namun, pejabat The Fed termasuk Powell memperkirakan pertumbuhan pekerjaan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena kehidupan kembali normal dan berbagai bisnis, dari restoran hingga taman hiburan mulai dibuka kembali dan memperkuat tenaga kerja mereka.

"Pemulihan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan secara umum dan tampaknya akan menguat," kata Powell.

Yellen dan Powell dijadwalkan tampil di hadapan Komite Perbankan Senat pada Rabu ini.


Hide Ads