Utang BUMN terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terlihat dengan memisahkan tabungan dan deposito dari utang BUMN.
"Kalau ingin membandingkan BUMN keuangan dan non keuangan kita harus keluarkan tabungan dan deposito dari utang, tetep saja perkembangan utang BUMN yang lembaga keuangan maupun non lembaga keuangan meningkat cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Deniey A Purwanto dalam diskusi online Kinerja BUMN dan Tumpukan Utang, Rabu (24/3/2021).
Deniey mengutip data SUSPI, Bank Indonesia untuk data utang BUMN tahun 2014 sampai kuartal III tahun 2020. Dari data tersebut tampak grafik utang yang terus meningkat dan mencapai Rp 2.140 triliun pada kuartal III 2020. Peningkatan cukup tinggi terlihat pada utang BUMN non keuangan yang mencapai Rp 1.141 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita keluarkan tabungan dan deposito pada BUMN lembaga keuangan kita bisa lihat sejak 2018 memang utang bumn non keuangan meningkat jauh lebih pesat dari pada lembaga non keuangan ini mungkin yang berkaitan dengan penugasan maupun pembangunan infrastruktur di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Utang BUMN Karya Ini Sudah Lampu Merah! |
Lalu, bagaimana kinerjanya? Kinerja BUMN terlihat dari laba perusahaan. Dari data tahun 2016 sampai 2019 untuk BUMN yang rata-rata labanya di atas Rp 5 triliun menunjukan kinerja yang variatif.
"Memang trenya berbeda-beda ada yang positif trennya meningkat seperti BUMN keuangan, laba yang dibukukan trennya meningkat paling tidak sampai 2019 sebelum COVID," katanya.
Namun, untuk BUMN yang bergerak di pengadaan listrik dan gas, pertambangan dan penggalian, konstruksi dan perumahan trennya menurun.
Senada, BUMN yang membukukan laba rata-rata di bawah Rp 5 triliun tren kinerjanya variatif. Untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan. Sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi kendaraan juga menurun.
"BUMN penyedia akomodasi makanan dan minuman trennya meningkat. Pengadaan air dan pengelolaan limbah (meningkat)," ujarnya.
(acd/dna)