.webp)
Pandemi virus Corona (COVID-19) telah melanda dunia selama setahun. Itu menjadi masa-masa sulit bagi kebanyakan orang. Namun, istilah yang kaya makin kaya tetap berlaku di tengah wabah tersebut.
Dilansir detikcom dari Daily Mail, Minggu (28/3/2021), miliarder Amerika Serikat (AS) telah menikmati rekor keuntungan selama setahun.
Sejak Maret 2020, kekayaan gabungan dari 657 miliarder Negara Paman Sam telah meningkat lebih dari US$ 1,3 triliun atau 44,6%. Angka itu setara Rp 18.200 triliun (kurs Rp 14.000/US$).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para miliarder itu sekarang memiliki kekayaan bersih gabungan US$ 4,3 triliun, setara Rp 62.200 triliun atau Rp 62,2 kuadriliun menurut laporan Fast Company.
Menurut spreadsheet yang disusun oleh Institute for Policy Studies dan American for Tax Fairness yang diterbitkan oleh Forbes,
mereka menikmati pertumbuhan kekayaan terbesar antara 18 Maret 2020 dan 18 Januari 2021.
Menurut daftar, kekayaan Elon Musk dari Tesla meningkat US$ 154 miliar, sementara Jeff Bezos dari Amazon menghasilkan US$ 68,5 miliar. Kekayaan Mark Zuckerberg tumbuh US$ 37,3 miliar, sementara Daniel Gilbert dari Quicken Loans menghasilkan US$ 35 miliar.
Lima belas miliarder, termasuk Musk, Bezos, dan Zuckerberg mengalami peningkatan kekayaan gabungan sebesar US$ 563 miliar sejak 18 Maret 2020, itu sejak lockdown akibat COVID-19 dimulai.
Hingga 18 Maret tahun ini, Musk mengalami peningkatan kekayaan pribadi sebesar 559% atau US$ 137,5 miliar, dibandingkan tanggal yang sama pada tahun 2020 berdasarkan laporan Fast Company.
Pada tahun yang sama, hampir 80 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan. Pada 27 Februari 2021, 18 juta menjadi pengangguran.
Setahun setelah wabah pandemi, miliarder masih menikmati pertumbuhan kekayaan, sementara 43 nama baru telah bergabung dengan klub miliarder nasional sejak pandemi dimulai.
Rata-rata, kekayaan 15 miliarder terkaya meningkat 58,7% antara Maret dan Januari, sementara beberapa lainnya seperti Musk naik lebih dari 500% menurut laporan Forbes.
(toy/dna)
