Kinokuniya Tutup, Nasib Toko Buku Lain Gimana?

Kinokuniya Tutup, Nasib Toko Buku Lain Gimana?

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 31 Mar 2021 20:00 WIB
Kinokuniya
Foto: Kinokuniya (Hendra Kusuma/detikcom)
Jakarta -

Belakangan ini tren penutupan toko usaha ritel marak terjadi di tanah air, seperti Centro dan baru-baru ini adalah toko buku Kinokuniya di Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Toko buku lawas ini resmi tutup pada 1 April 2021.

Toko buku Kinokuniya ini setidaknya sudah lebih dari 22 tahun di Indonesia. Setelah menutup toko, manajemen akan mengoperasikan satu toko saja di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, dan membuka layanan penjualan via online.

Pakar marketing, Yuswohady mengatakan banyaknya pelaku usaha ritel yang menutup toko karena tidak cukup banyak cash flow untuk bertahan selama pandemi COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pandemi, pelaku usaha dipaksa bertahan di saat penjualan mengalami penurunan. Banyak masyarakat yang tidak mengunjungi toko karena takut terinfeksi virus Corona.

Yuswohady mengungkapkan bagi para pelaku ritel harus melakukan diversifikasi usaha agar bisa bertahan di tengah ketidakpastian yang berasal dari sektor kesehatan ini.

ADVERTISEMENT

"Kalau ritel secondary itu, fashion memang berat. Sebenarnya yang dilakukan Gramedia yang sudah tahu ini sejak lama, Gramedia karena memang grup bisa gampang bergeser," kata Yuswohady saat dihubungi detikcom, Jakarta, Rabu (31/3/2021).

Dia bilang, Gramedia yang terkenal sebagai toko buku berhasil melebarkan sayapnya dengan tidak menjual buku saja melainkan peralatan rumah tangga, kantor, dan lainnya. Sementara Kinokuniya dikatakannya memang khusus buku dan akan sulit mendiversifikasi.

"Kinokuniya ini kan dari headquarter sana sudah toko buku, mau ekspansi ke peralatan yang lain juga sulit. Artinya antisipasi itu harus sebelumnya, tidak bisa kadung pandemi ini dia shifting cepat itu nggak bisa," ujarnya.

Yuswohady menilai tutupnya toko Kinokuniya di Plaza Senayan merupakan hal yang wajar dan hanya persoalan bisnis semata. Namun demikian, toko buku dan ritel yang terdampak karena pandemi COVID-19 akan ramai kembali ketika program vaksinasi berjalan baik dan tersebar merata.

"Nanti kalau vaksinnya sudah oke orang akan balik belanja, tapi untuk menunggu sekian lama itu cash flownya kuat atau nggak. Jadi masalah kuat-kuatan cash flow, fashion itu tiarap tapi begitu vaksin baik orang akan balik lagi ke toko, cuma yang nggak bisa bertahan itu dari kekuatan cash flownya," ungkapnya.

Pengumuman penutupan toko juga disampaikan langsung melalui akun Instagram @kinokuniya_id. Melalui unggahannya, manajemen menyampaikan rasa terima kasih atas support para pelanggan yang telah diberikan selama 22 tahun.

Melalui unggahannya itu, manajemen juga ingin dibagikan momen atau memori yang dirasakan para pelanggan selama ini melalui komentar atau yang lainnya.

Suasana toko Kinokuniya di Plaza Senayan ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Para penjaga toko pun masih bekerja sesuai job desk-nya masing-masing. Ada pula pengunjung yang mencurahkan isi hatinya terkait penutupan toko ini.

"Nanti saya minta tolong fotoin saya lho, 20 tahun lho toko ini nemenin saya, dari saya SMP sampai saya punya 2 anak," kata salah satu pengunjung.

Toko buku Kinokuniya terkenal karena beragam buku impor dengan berbagai bahasa, seperti Inggris, Jepang, dan China. Manajemen juga rutin mengadakan acara setiap satu bulan sekali untuk menarik pengunjung.




(hek/dna)

Hide Ads