Grab-Gojek Ada Saingan Baru, AirAsia Mau Masuk Bisnis Ride Hailing

Grab-Gojek Ada Saingan Baru, AirAsia Mau Masuk Bisnis Ride Hailing

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 06 Apr 2021 16:17 WIB
Seragam Pramugari AirAsia
Foto: dok. AirAsia Filipina
Jakarta -

Maskapai penerbangan Malaysia, Grup AirAsia berencana untuk meluncurkan layanan jasa tumpangan atau ride-hailing di Negeri Jiran. Pengumuman itu disampaikan oleh CEO maskapai Tony Fernandes.

"Saya punya delapan tahun waktu di Grab untuk belajar. Saya tidak perlu membuang semua uang itu, dengan eksperimen, membangun teknologi, melatih pengemudi, dan melatih pasar cara memesan. Model ride-hailing telah dibuat. Semua orang di Malaysia tahu cara menggunakannya, " katanya, dikutip dari Deal Street Asia, Selasa (6/4/2021).

Fernandes menyampaikan rencana itu merupakan rencana besar perusahaan untuk menjadi super app. Sebelumnya, AirAsia telah meluncurkan layanan pengiriman makanan di Malaysia dan Singapura dan melakukan uji coba untuk layanan pengiriman drone di Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia percaya perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam menggabungkan bisnis penerbangan dengan ride hailing. Selain itu, Fernandes ingin pengguna membuka aplikasi AirAsia setiap hari karena banyak layanan yang bisa digunakan.

"Mengapa kita ingin berada di dunia ride-hailing? Penting untuk mengetahui kecepatannya. Ini semua tentang konversi. Bolehkah saya mengubah seseorang dari ride hailing menjadi membeli makanan?" katanya.

ADVERTISEMENT

"Dorongan utama dari transformasi digital ini adalah logistik. Itulah yang sebenarnya saya incar. Dan tidak ada aplikasi super yang dapat melakukan apa yang kami lakukan, karena kami memiliki 245 pesawat," tambahnya.

Kapan AirAsia memulainya? klik halaman berikutnya.

AirAsia juga tengah mengintegrasikan e-wallet Big Pay ke dalam aplikasi AirAsia. Fernandes percaya AirAsia akan menjadi super app dengan berbagai fasilitas di dalam layanannya, mengingat perusahaan telah lama berbisnis di dunia digital.

"Kami perusahaan pertama di Malaysia, saya berani bilang, menggunakan internet untuk menjual produk kami. Orang lupa kami adalah perusahaan digital jauh sebelum Grab, Shopee, Fave, dan Gojek. Kami punya DNA itu di sistem kami," kata Fernandes.

Namun, maskapai belum mau memberitahukan kapan layanan ride-hailing resmi beroperasi.

AirAsia menjadi salah satu maskapai yang juga terdampak keras oleh pandemi COVID-19. Maskapai mengumumkan rekor kerugian kuartalan US$ 590,72 juta untuk periode Oktober-Desember 2020. Pendapatan maskapai terjun bebas hingga 92% menjadi 267,4 juta ringgit.

Kapasitas penumpang menyusut 88% dibandingkan tahun lalu. Kapasitas terendah terjadi Malaysia, Filipina, dan Indonesia, karena perbatasan internasional.


Hide Ads